GlobalReview-Jakarta-Sambal bagi masyarakat di Indonesia, merupakan salah satu menu yang banyak diminati. Tak heran keberadaan ragam sambal di Indonesia banyak dicari pecinta kuliner. Pencinta kuliner di Indonesia tak akan asing lagi dengan yang namanya sambal bajak, sambal terasi, sambal matah, sambal roa, sambal dabu-dabu, sambal goang, sambal teri dan banyak lagi macamnya.
Sambalnyapun kini tidak hanya sambal dadakan, yang dibikin langsung dinikmati tetapi sudah mulai memasuki era kekinian dengan packaging yang menarik siap saji yang diproduksi tak hanya skala pabrikan tetapi juga Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Salah satu produsen sambal cepat saji, skala UMKM yang banyak diminati adalah sambal hot mangkok.
Baca Juga: Penjahat Siber Bisa Memanfaatkan AI untuk Serangan APT
Menurut Astrid Panghegar, owner usaha kuliner Rice Bowl dan Sambal Nusantara Hot Mangkok, saat ini, minat masyarakat terhadap sambal cukup tinggi terbukti permintaan dari sambal yang diproduksinya meningkat tiap-tiap bulan. Karena memang sambal identik dengan kuliner masyarakat Indonesia.
“Produksi kami, ada 17 macam sambal dalam kemasan yang bisa dikirim ke seluruh Indonesia, permintaannya cukup tinggi. Produksinya tidak menggunakan bahan pengawet tetapi cukup tahan lama bila ditaruh atau diletakkan di dalam freezer,” kata Astrid saat ditemui di acara bazar yang diinisiasi Calvin Hartono, generasi kedua owner gado-gado Boplo, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Baca Juga: IFG Labuan Bajo Marathon 2023 Kembali Digelar Berhadiah Total Rp500 Juta
Hingga saat ini Astrid masih tetap konsisten untuk memasarkan produk-produk sambal yang beraneka ragam rasa karena untuk turut memperkenalkan rempah-rempah dan aneka rasa sambal asal Indonesia yang tak kalah enak dengan produk-produk luar.
“Minat konsumen terhadap produk sambal kemasan dari kami itu macam-macam tetapi yang paling disukai adalah sambal bawang dan sambal kecombrang yang tidak begitu pedas namun untuk yang suka pedas kami juga punya sambal gledek, sambal cumi petir, sambal teri atau sambal pete. Harga yang kami bandrol per botolnya dikisaran Rp23.000-Rp30.000,” ungkap Astrid.
Untuk turut mengembangkan industri UMKM di Indonesia, Astrid mengatakan selain melakukan kerjasama kemitraan franchise, pihaknya juga melakukan open reseller dan agen penjualan untuk produk sambalnya. Sehingga bagi yang ingin berusaha dengan modal terbatas bisa langsung aktif berusaha, sehingga secara tidak langsung ini akan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan UMKM yang potensinya masih cukup besar.
Dilansir dari data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5 persen, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.*