GlobalReview-Jakarta – Di Jakarta Fashion Week 2025, beberapa perancang busana menggunakan bahan daur ulang, guna merancang pakaiannya. Bahkan, hasilnya sangat memukau dan Bagus.
Baca Juga :Jakarta Fashion Week Persembahkan Haidee & Orlin Bersama TikTok for JFW 2025
Salah satu perancang ,Adrie Basuki, pada gelaran Jakarta Fashion Week 2025 tahun ini,tetap konsisten dengan mengangkat wastra nusantara dengan sentuhan modern, dan pengolahan kain daur ulang buatan tangan, yang menjadi ciri khasnya sejak mengawali langkahnya sebagai Pemenang di gelaran Lomba Perancang Mode(LPM) 2021.
Baca Juga : Desainer Dina Mulya Sophieyadi Raih Best Student Italian Fashion School Jakarta
Di koleksi kali ini terinspirasi akan Hutan dan Flora Indonesia yang ditampilkan dengan siluet khas perempuan Indonesia, sebuah interpretasi dari kebaya dan baju bodo khas Indonesia.
Baca Juga : Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tekun Tenun, Peluang Generasi Muda Kembangkan Kerajinan Tradisi
Mengangkat kain tenun lurik yang di design khusus dengan para pengrajin di Klaten, menggunakan kain daur ulang buatan tangan yang dibuat menjadi sebuah aplikasi bunga dan eksplorasi teknik serut yang memberikan kesan modern. Dengan tema “Wana Puspa” (Hutan Bunga).
Adrie Basuki ingin mengingatkan akan pentingnya kita menjaga lestari bumi ini dan juga tetap bangga menjadi perempuan Indonesia dengan ciri khasnya yang anggun dan membumi.
“Koleksi ini ditujukan untuk perempuan Indonesia yang berjiwa muda, selalu tampil percaya diri, tapi tidak pernah kehilangan sahajanya ,” kata Adrie dalam jumpa pers JFW, du PIM 3, Rabu (23/10/2024).
Dalam gelaran JFW 2025 ini juga didukung oleh para Sahabat Adrie Basuki: Cindy Tumilaar, Endah Pirzada, Vilia Rumantir, Tasya Nyoman Nuarta dan Adhisty Kampono.
Dan terima kasih kepada brand sepatu Cajsa yang menambah sentuhan modern dari penampilan etnik di koleksi ini.
Koleksi Wana Puspa memiliki harapan untuk pecinta Fashion Indonesia untuk terus cinta pada kain tradisional Indonesia namun tetap mampu berevolusi dengan perkembangan zaman.
Selain itu ingin mengajak bahwa fashion bukan hanya tentang tampil dengan menawan, tetapi
juga berkontribusi positif pada lingkungan.
Besar harapan Adrie Basuki, suatu saat nanti Kain Daur Ulang Buatan Tangan (Kain Marmer) ini bisa juga menjadi salah satu kain daur ulang kebanggaan Indonesia.
Sementara itu, Desainer lain, dari Digo Designs bercerita Kesetiaan dirinya terhadap desainnya didapat dari aspirasi anjing miliknya, yang selalu setia.
‘Inilah yang menginspirasiku untuk selalu percaya dan berpegang teguh pada semangat dalam berkarya. Ada kalanya sebagai designer kita ingin meninggalkan apa yang sudah kita perjuangkan selama ini. Tetapi, karena Kesetiaan inilah yang mengajarkan aku untuk bersabar menanti hari baik, ketika hari yang berat datang. Aku yakin jiwa yang bersabar itu berkatnya akan panjang,’ katanya.
Kesetiaan juga bisa menjadi simbol dimana seorang wanita mengidam-idamkan pasangan hidupnya. Diikat dengan janji setia sehidup semati. Tiada hari yang paling dinantikan dari seorang wanita selain hari pernikahan dengan orang yang dicintai.
Di koleksi kali ini Digo Designs menampilkan beberapa pilihan tampilan di hari berbahagia untuk calon pengantin. Masih mengangkat ‘Sustainable Bride’ kami mengambil sisa-sisa kain dari limbah produksi. Di kombinasi dengan taplak bekas, rajutan-rajutan yang dibuat dengan tangan dijalin indah menjadi rangkaian busana pengantin.
“Pemilihan warna dalam koleksi ini mengambil inspirasi dari mana kami berasal, Bali. Warna hitam dan putih dengan aksen warna merah adalah simbol dari Tridatu. Warna dan corak dalam koleksi ini ditata sesuai dengan warna asli dari taplak-taplak yang sudah kami kurasi, tanpa menghilangkan keindahannya masing-masing,” jelasnya.
Untuk pertama kalinya dalam koleksinya menggunakan Kain Batik. Dikurasi dengan apik, Kain Batik ini di dapatkan dari thrifting di Pasar Beringharjo Jogja, juga di toko lokal batik di sekitaran Jogja sebagai salah satu upaya dari sustainability.
Untuk aksesoris dari koleksi ini, kami masih menggunakan teknik beading yang diaplikasikan ke dalam kalung dan juga tas kecil. Semua beading yang kami gunakan di koleksi ini di aplikasikan secara manual dengan tangan. Bahannya juga kami dapatkan dari toko lokal di Bali.*












