GlobalReview-Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) sebagai unit pelaksana teknis Pusat Data dan Teknologi Informasi Pendidikan (Pusdatin) kembali menggelar Anugerah Kihajar (Kita Harus Belajar). Kegiatan yang sudah rutin diselenggarakan sejak 2006 ini diharapkan dapat mewujudkan penguatan Ekosistem Digital Pendidikan dengan Semangat Berkobar (Berkolaborasi dan Berbagi) untuk Indonesia Kuat.
Anugerah Kihajar merupakan salah satu wujud nyata yang dilakukan Kemendikdasmen melalui BLPT untuk mendukung terciptanya ekosistem yang dapat menggali potensi terbesar para guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri, kontekstual, dan inovatif dalam membangun kreativitas. Melalui tema “Semangat Berkobar (Berkolaborasi dan Berbagi) untuk Indonesia Kuat”, Anugerah Kihajar dapat menjadi wadah untuk terus meningkatkan partisipasi, kolaborasi dan kontribusi aktif dari peserta didik, guru, dan pemerintah daerah dalam optimalisasi pemanfaatan platform teknologi.
Anugerah Kihajar yang dilakukan secara hybrid, merupakan puncak dari 2 rangkaian kegiatan besar yang telah dilakukan BLPT di tahun 2024 yang memiliki output: pertama, pengukuhan 39 Duta Teknologi terpilih tahun 2024 yang berasal dari 38 Provinsi dan 1 SLN; kedua, penganugerahan untuk pemenang Kihajar STEM 2024 yang menghasilkan 20 tim Gen Kihajar dan 20 Guru Pendamping.
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikdasmen, Suharti, dalam arahannya menyampaikan bahwa para guru yang telah terpilih menjadi Duta Teknologi Tahun 2024 ini telah berjuang melewati 4 level kompetensi TIK di PembaTIK 2024. “Mereka tidak hanya dituntut membuat inovasi dalam pembelajaran juga dituntut untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan serta berkarakter didasarkan nilai-nilai luhur Pancasila,” ujar Suharti pada Senin (25/11).
Baca juga: Bincang Inspirasi Duta SMA dan Bintang Sobat SMP Bersama Mendikdasmen
Apresiasi selanjutnya juga diberikan kepada Gen Kihajar 2024 yakni siswa-siswi terbaik yang memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dalam menyelesaikan proyek berbasis STEM (Science-Technology-Engineering-Mathematics). Kihajar STEM ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi lebih dari itu, merupakan sebuah gerakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), Kemendikdasmen, Yudhistira Nugraha melaporkan bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) merupakan program peningkatan kompetensi TIK pendidik, tenaga kependidikan, dan dinas pendidikan untuk mendukung terciptanya inovasi pembelajaran kolaboratif dengan pemanfaatan platform teknologi sejak tahun 2017 sampai tahun ini dan pesertanya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan motivasi dan minat guru dan tenaga kependidikan cukup tinggi dalam meningkatkan kompetensi TIK untuk pembelajaran.
Baca juga: Kemendikdasmen Bahas 8 Isu Strategis dalam Diskusi Kebijakan Pendidikan
Selain itu, Ajang Kihajar yang dilaksanakan sejak tahun 2006 ini pun menjadi wadah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dalam mengembangkan proyek atau menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Kapusdatin dalam akhir laporannya memberikan motivasi kepada seluruh Duta Teknologi dan Pemenang Kihajar 2024 agar terus belajar, mengembangkan diri dan berkontribusi untuk kemajuan pendidikan PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK) mengacu pada Kerangka Kompetensi TIK untuk Guru dari UNESCO, yang menjadi panduan pelatihan guru mengenai penggunaan teknologi digital yang pada tahun 2024 ini telah memasuki pelaksanaan untuk yang ke 8 kalinya ini.
Ajang ini diikuti lebih dari 313 ribu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB yang berasal dari 38 provinsi dan 1 SILN. Peserta PembaTIK ini telah melewati tahapan Level 1: literasi, Level 2: implementasi, Level 3: kreasi, serta Level 4: berbagi dan berkolaborasi yang pada akhirnya menghasilkan 39 Duta Teknologi.
Baca juga: Mendikdasmen Dukung Penguatan Pendidikan Vokasi untuk Siapkan Lulusan Berkualitas
Kihajar (Kita harus Belajar) STEM merupakan wadah eksplorasi bagi para peserta didik pada satuan pendidikan SD, SMP, SMA, & SMK untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dalam mengembangkan proyek atau menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics). Kihajar STEM tahun 2024 ini diikuti sebanyak 43 ribu tim yang terdiri dari 3 siswa dan 1 guru pendamping. Peserta Kihajar STEM berkompetisi di tahap basic, intermediate, dan final, yang pada akhirnya menghasilkan 20 tim gen kihajar terbaik, yang terdiri dari peringkat 1 hingga peringkat 5 di masing-masing jenjang. Program ini bertujuan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila yang memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan mampu berkomunikasi.
Penyelenggaraan Anugerah Kihajar selain menghadirkan para penerima apresiasi, juga mengundang secara daring Pimpinan Daerah, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Balai Tekkom Disdik Provinsi, Tim Juri STEM dari STEM Edu Center UPI, serta stakeholder yang berasal dari perwakilan REFO Indonesia, Google Indonesia, Canva Indonesia, dan BAKTI KOMINFO, serta Jajaran Pimpinan Pusdatin dan BLPT dan tamu undangan Kemdikbduristek.*