
GlobalReview-Jakarta-Salah satu amanat 3rd InclusiFest 2024 mendorong percepatan pemenuhan hak penyandang disabilitas dan lansia (DILANS) dan kelompok rentan lainnya dengan memperluas jejaring dengan negara-negara Asia-Afrika. Tidak hanya itu, berbagai potensi sumberdaya yang ada dari lebih 100 negara yang ada di kawasan ini bisa dimobilisasi agar aksesibilitas dan akomodasi bisa dipenuhi. Itulah kira inti dari inisiasi pembentukan jejaring Inclusive Jakarta Forum (IJF) yang diinisiasi oleh DILANS Indonesia, Nusantara Philanthropist, dan Ambassador and CEO Club.
Baca Juga :Rencana IPO Summarecon Investment Property Masih Menunggu Waktu yang Tepat
“The Initial Asia-Africa Stakeholders and Collaborative Dialogue” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 20 Maret dihadiri lebih 30 dari perwakilan Kedutaan Besar Asia Afrika di Jakarta, organisasi internasional dan beberapa representasi nasional mendapatkan respon positif dari peserta untuk dikembangkan lebih lanjut.
Ketua Komisi Disabilitas Nasional(KND) Dante Rigmalia, menyambut baik upaya IJF untuk memfasilitasi dialog antara berbagai komisi sejenis di kawasan ini dalam mengekspresikan kepentingan bersama serta bertukar informasi dalam pengembangan kebijakan maupun praktek baik yang dilakukan masing-masing negara.
Baca Juga :Mendiktisaintek Apresiasi Perguruan Tinggi Indonesia yang Masuk Top 500 QS WUR by Subject 2025
Platform InklusiVision Asiafrica berbasis kecerdasan buatan (AI) salah satu yang diusulkan para penggagas IJF untuk memperluas data, pengetahuan, dan sains khususnya yang terkait dengan kelompok rentan. Hampir sekitar 1 Milyar orang yang dapat digolongkan sebagai kelompok rentan, yang rentan terhadap berbagai dinamika termasuk krisis iklim dan lingkungan.
Kedutaan Besar merupakan pintu masuk untuk memperluas jejaring dan kolaborasi diantara pemangku kepentingan di negara-negara Asia-Africa. Proposal untuk menyelenggarakan 1st Inclusive Asia Africa Conference yang pada awal September 2025 merupakan momentum penting dalam memperluas artikulasi isu kesetaraan gender, disabilitas, inklusi sosial (GEDSI), krisis iklim dan keberlanjutan di kawasan ini.*
