Connect with us


Bintang

Athika Batangtaris Perjuangkan Perempuan dari Seksisme dan Misogini

Immediate Past President JCI Batavia, International Officer Secretary General JCI ASPAC 2023, CEO of PT. Extracom Indonesia Athika Batangtaris/foto : Athika

GlobalReview-Jakarta-Sosok Kartini memang tidak lekang dimakan waktu,  sebagai seorang pejuang emansipasi perempuan masa kolonial Belanda. Perjuangan Kartini yang selalu diperingati tiap 21 April ini, memang akan selalu dikenang. Bahkan, para penerusnya hingga kini guna memperjuangkan hak-hak perempuan selalu lahir hingga kini. 

Baca Juga: Summarecon Raih Peringkat idA+ dari Pefindo, Prospek Peringkat Perusahaan Stabil

Salah satunya adalah Immediate Past President JCI Batavia, International Officer Secretary General JCI ASPAC 2023, CEO of PT. Extracom Indonesia,  Athika Batangtaris.  Sebagai seorang perempuan di dalam posisi top,  Athika tetap berkomitmen melindungi juga memberikan peran kaum hawa. Bahkan,  ia selalu aktif agar perempuan tidak dijadikan alat kebutuhan seksual semata.  Bahkan,  pelecehan di dunia kerja. 

“Perempuan masih berjuang menghadapi seksisme dan misogini. Ancaman-ancaman terhadap perempuan seperti itu dapat mempengaruhi karya positif mereka dalam berkreasi, dalam membantu sesama, seperti politisi perempuan, jurnalis, wanita karir, doker, khususnya dalam dunia digital sekarang yang banyak di mayoritas kan dengan Boy’s Club atau laki-laki pekerja di dunia digital,” ujar Athika saat berbincang dengan media Jumat (21/4/2023).

Baca Juga: Posko Mudik BNI Fasilitasi Istirahat Pemudik

Padahal sambungnya fakta terbanyak digital ekonomi dalam penjualan produk didominasi dan digerakkan oleh kaum perempuan. Hal ini jika tidak berkurang khususnya perempuan dan anak perempuan dapat berdampak terus menghadapi hambatan struktural, sistemik dan hukum guna mewujudkan hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi.

“Selain kekerasan fisik yang sering ditemukan kekerasan psikologis, berupa sikap dan ucapan seksis yang bertujuan untuk membungkam, meremehkan, mengejek dan merendahkan perempuan dalam, atau untuk menilai penampilan fisik juga masih sering ditemui. 

Baca Juga: Kilats Group Resmi Jadi ATPM Sepeda Motor Listrik GOVA dan Sistem Tukar Baterai

“Untuk itu saya selalu mendorong kita bersatu saling menghormati dan tidak saling menyepelekan manusia hanya dari sudut pandang gender saja. Tidak boleh ada kompromi antara hak perempuan untuk bebas dari kekerasan, dan hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi,” tambahnya.

Athika mendorong seluruh segi baik sosial media dan perusahaan-perusahaan media sosial harus bersama-sama ikut menyaring dampak buruk akibat dari digital harrasment.

“Harus ikut bertanggung jawab kepada masyarakat apabila tidak ada good impact yang diterima masyarkat,” tutup Athika.*

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

More in Bintang