
GlobalReview-Jakarta-PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) hingga kuartal III-2024 membukukan laba setelah pajak senilai Rp 1,16 triliun. Dalam keterangan resminya, Rabu (30/10/2024) Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi mengatakan bahwa, efisiensi dalam operasional perusahaan serta optimalisasi fee-based income berhasil menjaga laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp1,47 triliun di periode yang sama.
Fokus utama Bank BJB kata Yuddy Renaldi adalah mempertahankan pertumbuhan yang sehat melalui pengembangan layanan digital, optimalisasi portofolio kredit, serta pengelolaan risiko yang ketat untuk memastikan operasional bisnis tetap kuat dan stabil. Secara konsolidasi, Bank BJB mencatat total aset meningkat sebesar 17,1 persen secara tahunan atau year on year (yoy), mencapai Rp 210 triliun.
Baca Juga :Maksimalisasi Manfaat dan Fungsi Inner Courtyard Pada Hunian Besutan Summarecon
Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan juga tumbuh sebesar 17,1 persen secara tahunan mencapai Rp153,2 triliun. Sedangkan, kredit termasuk pembiayaan meningkat sebesar 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp138 triliun. Dari sisi kredit bank only, Bank BJB mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,3 persen yoy menjadi Rp121,5 triliun. Hal tersebut ucap Yuddy Renaldi ditopang oleh segmen kredit konsumer yang tumbuh sebesar 6,8 persen yoy atau mencapai Rp73,1 triliun.
Baca Juga :Gaungkan Cinta Budaya, Pagelaran Tari Nusantara Untar Kobarkan Semangat Sumpah Pemuda
“Segmen kredit konsumer masih menjadi penopang utama kinerja Bank BJB, dengan market share mencapai 29 persen di kalangan P3K di Jawa Barat dan Banten. Di akhir September, jumlah debitor P3K meningkat signifikan dengan lebih dari 54.000 pegawai yang menjadi nasabah bank dengan ticker saham BJBR ini. Sedangkan dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank BJB meningkatkan rasio CASA (Current Account Saving Account) sebesar 2,2 persen menjadi 44,9 persen sampai September 2024. Untuk asio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) Bank BJB berada pada level 1,53 persen yang didukung Coverage Ratio di atas 100 persen.
Baca Juga :Tekan Risiko Fatalitas Kecelakaan, Kememhub Gelar Sosialisasi Peraturan Angkutan Orang
“Hal ini membantu Bank BJB memanfaatkan momentum penurunan suku bunga acuan guna mengurangi biaya dana. Bank BJB terus mendorong penerapan prinsip-prinsip ESG dalam aktivitas bisnisnya. Hingga September 2024, Portofolio Keberlanjutan Bank BJB mencapai Rp 18,2 triliun, atau setara 15 persen dari total portofolio kredit. Peningkatan sebesar 15,1 persen ini disalurkan ke berbagai sektor berwawasan lingkungan, pembiayaan UMKM, dan transportasi ramah lingkungan,”ungkap Yuddy Renaldi.
Baca Juga :Edmund Parengkuan Kembali Pimpin DPD HIMKI Jabodetabek, Rangkul Anggota Garap Pasar Lokal
Yuddy mengatakan pada kuartal IV-2024 ini, pihaknya berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan senilai Rp1 triliun guna memperkuat pendanaan keberlanjutan. Selain itu perseroan akan terus berupaya untuk memperkuat posisi untuk menjadi bank pilihan utama masyarakat dengan fokus pada inovasi, digitalisasi, serta peningkatan kualitas layanan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, sebagai modal penting bagi perseroan dalam menghadapi tantangan ke depan.*
