GlobalReview-Jakarta-Prospek bisnis grosir online ( e- grocery) di Indonesia masih cukup menjanjikan mengingat keberadaan pasar tradisional yang masih menjadi salah satu urat nadi perekonomian masyarakat. Data menunjukkan bahwa 77 persen masyarakat Indonesia membeli kebutuhan pokok di pasar tradisional. Diproyeksikan bahwa angka ini akan terus bertumbuh seiring berjalannya waktu. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan transaksi di pasar tradisional adalah adanya platform belanja daring. Jasa online grocery bisa meningkatkan transaksi di pasar tradisional karena saat ini kelompok masyarakat terbesar di Indonesia adalah milenial, dan kelompok milenial ini sudah memiliki kebiasaan untuk menggunakan aplikasi guna memenuhi kebutuhan mereka. Jasa online grocery menjembatani kebutuhan para keluarga muda ini dengan para pedagang pasar yang menyediakan produk yang dibutuhkan.
Salah satu jasa online grocery adalah Titipku yang lahir karena adanya fakta bahwa UMKM Indonesia, khususnya pedagang pasar kurang berperan di perekonomian digital. Ditambah dengan adanya kondisi COVID-19 yang memperburuk nasib para pedagang pasar, Titipku berusaha mendigitalisasi pasar-pasar terdekat dan menciptakan ekosistem digital untuk mereka, sehingga mereka bisa berjualan dan mendapat pelanggan secara online. Peran dari Titipku ini membantu para pedagang pasar dan customer karena semua kegiatan jual beli bisa dilakukan lewat gawai yang kita genggam.
Menurut Brand & Marketing Manager Titipku, Fauzi Rahardian Yusuf, potensi e-groceries ini tentu sangat besar dan sudah banyak pemainnya. Fokus Titipku berada di digitalisasi pasar tradisional, dan Titipku ini bisa dikatakan lead untuk hal digitalisasi pasar. “Titipku memulai proses digitalisasi pasar sejak 2020 dengan dua pasar di Jakarta yang menjadi pilot project. Kini, sudah ada sekitar 100 pasar dan 5.000 pedagangh pasar di wilayah Jabodetabek yang tergabung di Titipku,” kata Fauzi.
Adanya program digitalisasi pasar ini juga berdampak baik bagi pendapatan para pedagang pasar. Untuk memantapkan posisinya sebagai sustainable business, Titipku melakukan ekspansi ke segmen B2B (business-to-business). Program B2B terbilang baru, karena baru dijalankan belum lama ini sebagai salah satu rangkaian peringatan ulang tahun ke-6 Titipku. “Lewat B2B ini, Titipku ingin berkontribusi lebih pada pedagang pasar dalam hal memudahkan mereka mendapatkan akses pada supply barang dagangan yang terjangkau dan berkualitas. format yang dibentuk adalah Titipku berperan untuk memasok barang para pedagang di pasar sekunder. Jadi kita berusaha untuk bantu pedagang dalam memenuhi kebutuhan dagang mereka secara lebih efektif dan efisien,” ungkap Fauzi.
Saat ini Titipku sudah mendigitalisasi pasar di Jabodetabek sejak awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Titipku memulai proses digitalisasi pasar dari dua pasar di Jakarta yang menjadi pilot project, yakni Pasar Mandiri di Jakarta Utara dan Pasar Tomang Barat di Jakarta Barat. Selain melakukan ekspansi bisnis, dalam rangka ulang tahun ke-6 Titipku, Titipku menyelenggarakan kampanye “6abut”. Salah satu rangkaian kampanye 6abut ini adalah tantangan untuk para pelanggan Titipku yang berhadiah sembilan mystery box. “Melalui kampanye ini, Titipku ingin mengajak para pelanggan untuk berefleksi tentang hal positif apa yang didapatkan gara-gara belanja di Titipku. Misalnya, gara-gara belanja di Titipku, para Moms jadi punya waktu untuk gabut atau untuk me time,” jelas Fauzi.*