Connect with us

Pendidikan

Blue Carbon Inisiative Pertamina Foundation Komitmen Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove

Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari bersama Rektor Universitas Pertamina, Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja. (foto : Ivan Cakra)

GlobalReview-Jakarta – Dalam rangka pelaksanaan kegiatan International Simposium Blue Carbon Pertamina Foundation menggandeng Universitas Pertamina secara luring dengan tema “The Role of Blue Carbon in REDD+ and NDC”, di Gedung Griya Legita Universitas Pertamina, Jakarta, pada Senin (20/12/2022). Blue Carbon Inisiative merupakan program yang dibentuk sebagai nature-based solution sebagai komitmen untuk menjaga kelestarian hutan mangrove yang memainkan peran penting dalam menjaga perubahan iklim global.

“Diketahui bahwa hutan mangrove terkonfirmasi mampu menyimpan karbon lebih baik dari tipe hutan tropis lainnya hingga empat kali lipat. Indonesia juga memiliki luas hutan mangrove terluas di dunia,” ucap Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari disela-sela kegiatan International Simposium Blue Carbon, Pertamina Foundation.

“Kegiatan ini juga ditargetkan agar tercipta masyarakat yang peduli terhadap keanekaragaman hayati (kehati) yang berkontribusi dalam pelestarian mangrove,” tambahnya.

Rektor Universitas Pertamina, Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan Universitas Pertamina (UPer) bersama Pertamina Foundation menginisiasi program NBS bernama Blue Carbon, yaitu percepatan nol emisi memanfaatkan ekosistem pesisir dan laut. “Indonesia memiliki luasan kawasan mangrove sekitar 3,2 juta hektar dan luas padang lamun 3 juta hektar. Ini potensi blue carbon yang luar biasa. Apalagi jika dikombinasikan dengan inisiatif-inisiatif lain dalam mengurangi emisi karbon. Misalnya Carbon Capture, Utilization & Storage yang risetnya juga dikembangkan di Universitas Pertamina,” jelas Prof I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja.

Hadir sebagai pembicara pada International Simposium Blue Carbon, Pertamina Foundation “The Role of Blue Carbon in REDD+ and NDC”, yaitu : Mr. Carlo Carlos (ASEAN Centre for Biodiversity), Dr. Novi Susetyo Adi (Directorate of Coastal and Small Islands Utilization, Ministry of Marine Affairs and Fisheries Republik Indonesia) Nature-based and Nature-Climate solutions (NBS/NCS) from coastal ecosystem perspective, Dr. Aan J. Wahyudi (BRIN, Indonesia) Blue carbon for coastal ecosystem, especially on seagrass, Professor Catherine E. Lovelock (School of Biological Sciences, The University of Queensland) Mammals and predators in supporting carbon stocks in blue carbon ecosystems, Dr. Frida Sidik (BRIN, Indonesia) The role of sea level rise to mangrove forests and its impacts for blue carbon. *

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Pendidikan