GlobalReview-Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) kembali menyelenggarakan program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) tahun 2024. Beasiswa PMDSU merupakan program yang diperuntukan bagi sarjana unggul untuk mempercepat pendidikan menjadi lulusan doktor pada usia muda melalui penelitian dan inovasi. Program ini diharapkan turut meningkatkan kualitas SDM Diktiristek menuju Indonesia Emas 2045.
Program beasiswa PMDSU sudah berjalan hingga angkatan kedelapan dan berhasil menerima sebanyak 200 peserta pada tahun 2024 ini. Peserta tersebut terpilih untuk menempuh studi jenjang S-2 dan S-3 di 15 perguruan tinggi penyelenggara di Indonesia. Mereka akan dibimbing oleh 176 promotor selama delapan semester atau empat tahun, dimulai pada semester ganjil 2024/2025 hingga semester genap 2027/2028.
Direktur Sumber Daya Ditjen Diktiristek, Lukman, meresmikan para penerima beasiswa PMDSU batch VIII ini dengan harapan bisa mencetak doktor muda yang memiliki publikasi internasional. Untuk itu, ia mengimbau calon doktor muda ini untuk memiliki perencanaan yang matang mulai dari perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang.
“Proses publikasi internasional tidaklah mudah. Ini butuh riset yang memang luar biasa dan akan dikolaborasikan Adik-Adik dengan para supervisor-nya nanti. Ini yang kami harapkan dari kementerian bahwa Adik-Adik bisa lulus tepat waktu dan bisa diterima tanpa harus melamar kerja. Itu yang kami harapkan dari program beasiswa PMDSU,” ujar Lukman pada acara Pembekalan Beasiswa PMDSU Batch VIII di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, (9/10).
Ketua Tim Kerja Pembinaan Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Juniarti D. Lestari mengungkapkan bahwa beasiswa PMDSU sudah diresmikan oleh Kepala Staf Kepresidenan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ke dalam kategori program unggulan untuk bidang riset dan inovasi dalam desain besar manajemen talenta nasional.
“Beasiswa PMDSU sudah masuk ke dalam salah satu program unggulan untuk bidang riset dan inovasi dalam desain besar manajemen talenta nasional yang tadi siang secara resmi sudah diluncurkan oleh Kepala Staf Kepresidenan bersama Bappenas,” kata Juniarti.
Baca juga: Dasyat 90 Mahasiswa Baru Kuliah Doktor Ilmu Hukum di Universitas Borobudur
Beasiswa ini menjadi suatu upaya pemerintah agar mempercepat jumlah SDM pendidikan tinggi, riset, dan teknologi berkualifikasi S-3 di Indonesia. Maka dari itu, seleksi yang tidak mudah dirasakan oleh para calon doktor untuk menghadapi Indonesia Emas 2045.
“Pada batch delapan tahun 2024 ini (terdapat) dua ribu pelamar. Setelah melewati tiga tahap seleksi (yaitu) seleksi akademik di perguruan tinggi, kemudian seleksi langsung dari para promotor, dan yang ketiga seleksi beasiswa yang dilakukan oleh pengelola sumber daya. Setelah melewati tiga tahapan seleksi, ditetapkan sebanyak 200 peserta penerima beasiswa PMDSU 2024,” Juniarti menambahkan.
Program beasiswa PMDSU batch VIII ini diharapkan bisa membangun integritas dan karakter kebangsaan untuk menghadapi Indonesia Emas 2045. Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mohammad Nuh menjadi salah satu pembicara utama yang membahas terkait hal ini.
Menurutnya, beasiswa PMDSU tidak hanya berfokus pada hasil akademiknya, namun dibutuhkan juga pengaruh dari inovasi dan penelitian yang dibuat oleh para calon doktor tersebut. Kebijakan ini diharapkan bisa menjadi sarana yang menimbulkan dampak yang menyejahterakan masyarakat dan memutuskan kemiskinan.
“Yang kita harapkan itu bukan academic output saja, namun (yang dibutuhkan) impact-nya juga. Jadi yang kita pelajari itu impact-nya, sehingga bisa policies tersebut mengambil implementation. Academic impact itu bisa menimbulkan kesejahteraan. Itu bisa memotong kemiskinan,” ujar Menteri Pendidikan Nasional Periode 2009-2014 itu.
“Karena anak anak Indonesia saat ini tidak hanya perlu kecerdasan (saja), namun nilai-nilai (dalam diri dibutuhkan) juga,” Nuh menambahkan.
Baca juga: Berdampak Positif, Mahasiswa Magang MSIB Diktiristek Diharapkan Bawa Praktik Baik ke Kampusnya
Nilai-nilai yang dinyatakan oleh Nuh tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh tim PMDSU Ainun Na’im mengenai tujuan Ditjen Diktiristek dalam hal riset dan inovasi. Menurutnya, hasil riset dan inovasi sarjana unggul dapat meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan keadilan, dan merawat lingkungan alam negara kita.
“Pogram PMDSU akan punya kontribusi besar dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dan itu adalah Anda sekalian, angkatan-angkatan PMDSU,” ujar Ainun kepada 200 penerima beasiswa PMDSU 2024.
Pada kesempatan tersebut, Ainun turut menjelaskan terkait kebijakan peningkatan kualitas SDM Diktiristek menuju Indonesia Emas 2045. Ia mengungkapkan bahwa suatu negara akan selalu mengeluarkan dana yang menggunakan sumber daya untuk memajukan pendidikan karena semakin tinggi human capital index, maka semakin sejahtera sebuah negara. Data human capital index kemudian menjadi data pendukung mengapa negara perlu membangun sumber daya manusia yang baik.
Baca juga: ITBM Balik Diwa Makassar dan OK OCE Kerja Sama Tingkatkan Kapasitas Wirausaha Mahasiswa
“Data ini menunjukkan bahwa nantinya, semakin tinggi penggunaan SDM dan spending untuk pendidikan, akan semakin banyak scientist dan riset yang dihasilkan. Hasil riset tidak berhenti di output tapi juga berhasil jadi inovasi-inovasi, invensi, dan penemuan-penemuan baru yang kemudian bisa dikomersialisasi dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan kemanusiaan,” ujar Guru Besar Universitas Gadjah Mada itu.
Lebih lanjut, Ainun mengharapkan bahwa PMDSU dapat menghasilkan peneliti dengan hasil riset yang lebih banyak, bagus, dan berkualitas serta dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang berdampak pada masyarakat.*