
GlobalReview-Jakarta– Pada 1 Maret 2025, dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksona meninggal dunia diduga terkena Acute Mountain Sickness (AMS) saat mendaki Puncak Jaya, Papua (Piramida Carstensz). Keduanya merupakan anggota dari rombongan yang berjumlah 13 orang pendaki di mana di dalamnya ada penyanyi Fiersa Besari dan 3 orang warga negara asing (WNA). Dari kejadian tersebut, bagi para pendaki gunung mungkin sudah mengerti dan tahu apa itu yang dinamakan Acute Mountain Sickness (AMS), tapi tidak bagi kebanyakan orang.
Baca Juga: Kementerian Pariwisata Apresiasi Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik
Menurut dr. Andika Banyu Sutrisno, Sp. KP, (Spesialis Kedokteran Penerbangan RS EMC Cibitung) dalam tulisannya di EMC Healthcare, emc.co.id, kondisi AMS terjadi akibat adanya reaksi tubuh terhadap berkurangnya kadar oksigen di lingkungan, yang kemudian berpengaruh terhadap sistem saraf pusat sehingga menimbulkan keluhan.
Baca Juga: Panglima TNI Resmikan Masjid Jami Ar-Rohman di Cijulang Pangandaran
Gejala yang dapat terjadi ketika mengalami AMS diantaranya adalah: Sakit kepala (gejala utama); Mual dan muntah; Kehilangan nafsu makan; Rasa lelah berlebih (terutama ketika beristirahat); Gangguan tidur; Pusing; Pada kondisi yang lebih berat dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pada retina mata dan menggangu lapang pandang.
Baca Juga : Fundamental Solid Membuka 2025, Laba Bersih BNI Tumbuh 9,7% YoY pada Januari
Gejala-gejala tersebut kata dr. Andika dapat muncul dimulai dari beberapa jam disaat pendakian hari pertama. Pada kondisi yang ringan ketika tubuh akhirnya dapat menyesuaikan dengan lingkungan, gejala tersebut dapat hilang secara sendirinya (setelah hari kesatu hingga ketiga). Walaupun begitu, perlu diketahui adanya kondisi yang lebih mengancam akibat AMS yang berat atau disebut Severe Altitude Sickness (SAS) yang menyebabkan edema paru dan edema serebral. Gejala dari keduanya dapat berupa:
Baca Juga: Ini Dia, Alasan Summarecon Bangun Clubhouse Dalam Setiap Cluster Miliknya
Fatigue yang sangat ekstrim; Rasa kantuk berlebih; Kebingungan; Hilang koordinasi; Batuk; Sesak. Karena itu menurut dr. Andyka penting untuk mengetahui pencegahan terjadinya kondisi tersebut baik AMS maupun SAS. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah: Pastikan kondisi tubuh sedang fit sebelum melakukan pendakian; Melakukan aklimatisasi dengan cara melakukan pendakian secara bertahap (tidak terburu-buru untuk mencapai puncak, berikan waktu untuk tubuh menyesuaikan diri khususnya pada pendakian yang mencapai ketinggian lebih dari 2500 meter); Melakukan pendakian dengan pemandu yang berpengalaman; Menghindari aktivitas berlebih setidaknya 2 hari pertama saat melakukan pendakian; Menghindari alkohol; Tidak merokok; Membawa obat-obatan pribadi.
Apabila sudah muncul gejala, jangan memaksakan untuk melanjutkan pendakian. Apabila dibutuhkan atau memiliki kondisi penyakit tertentu, lakukan konsultasi dengan dokter sebelum melakukan pendakian.*
