GlobalReview-Jakarta – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional (FIKES UNAS) kembali sukses menyelenggarakan The 2nd International Conference on Health Sciences dengan mengusung tema Manajemen Perawatan Luka dan Terapi Komplementer dalam Kesehatan Holistik di Kawasan Asia. Konferensi internasional ini dilaksanakan secara hybrid pada Sabtu, 2 November 2024, di Gedung Auditorium UNAS serta melalui platform Zoom Meeting.
Baca juga: Melalui PSSN dan PUSATNAS, UNAS Gelar Konferensi Internasional Rayakan Dies Natalis ke 75
ICHS 2024 adalah konferensi internasional kedua yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar peneliti di bidang ilmu kesehatan, khususnya yang berasal dari luar negeri. Konferensi ini juga memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk mempublikasikan karya ilmiah mereka di jurnal internasional terkemuka.
Salah satu tujuan penting dari konferensi ini adalah untuk menyebarluaskan hasil penelitian kepada komunitas ilmiah global, serta memperluas jangkauan dan pengaruh penelitian yang dilakukan.
Konferensi ini menghadirkan lima pembicara terkemuka di bidang kesehatan, di antaranya: Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Republik Indonesia Prof. Dr. Farida Mohd Said, RN., M.Sc., Departemen Program Keperawatan Universitas Lincoln, Malaysia Vildan Cakar, M.Sc., RN., Ph.D., Departemen Keperawatan Universitas Medipol Istanbul, Turki; Elizabeth Coronel-BAUA, RN, RM, MSN, DNE, DNS, Universitas Saint Paul, Filipina Prof. Dr. Sophen Chunuan, Universitas Prince of Songkla, Thailand Associate.
Baca juga: UNAS Bersama CBCD dan Rutgers University Gelar IC-NCD 2024: Pentingnya Produk Alami Capai SDGs
Selain itu, konferensi ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNAS Prof. Dr. Retno Widowati, M.Si., serta seluruh panitia yang dipimpin oleh Ns. Naziyah, M.Kep., yang telah memberikan kontribusi besar dalam kelancaran acara ini.
Ketua Panitia ICHS 2024, Ns. Naziyah, S.Kep., M.Kep., dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema konferensi ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Asia yang semakin mendambakan pelayanan kesehatan holistik. Perawatan luka dan terapi komplementer menjadi bagian yang sangat penting dalam penelitian dan pengabdian masyarakat, terutama yang dikembangkan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan UNAS.
“Konferensi ini merupakan bagian dari perayaan Dies Natalis ke-75 Universitas Nasional dan sejalan dengan visi serta misi Fakultas Ilmu Kesehatan, yang bertujuan untuk menjadi lembaga pendidikan ilmu kesehatan swasta terkemuka di Indonesia yang profesional dan unggul dalam pengembangan ilmu dan penelitian kesehatan holistik,” ujar Ns. Naziyah.
“Dengan demikian, kami berharap konferensi ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga dapat memperkaya pengetahuan dan memberikan wawasan baru yang berguna untuk kemajuan ilmu kesehatan di kawasan Asia,” tambahnya.
Baca juga: Dubes Australia Sambangi UNAS dalam Program #AUSSIEBANGET University Roadshow
Sementara itu, Dekan FIKES UNAS, Prof. Dr. Dra. Retno Widowati, M.Si., menyatakan bahwa konferensi ini diharapkan menjadi platform pertukaran ilmu pengetahuan yang kaya dan memperkuat jaringan kerja sama internasional di bidang kesehatan. “Melalui acara ini, tidak hanya ada pertukaran pengetahuan, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat hubungan akademis lintas negara, yang pada akhirnya dapat membawa dampak positif bagi dunia kesehatan, khususnya di Asia,” ujarnya.
Keynote Speaker Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D. mengungkapkan bahwa konferensi ini sangat penting untuk mendalami pengembangan ilmu keperawatan, sekaligus mendukung upaya peningkatan perawatan pasien secara lebih efektif dan holistik, terutama di tengah era digitalisasi yang semakin berkembang.
Salah satu sesi utama menghadirkan Maria Elizabeth Coronel Baua, RN, MSN, DNE, DNS dari Universitas St. Paul, Filipina, yang mengupas tentang peran penting keperawatan dalam mendukung profesionalisme pelayanan kesehatan di era digital. Coronel Baua menekankan bahwa nilai “kepedulian” adalah inti dari profesi keperawatan, yang harus tetap dijaga meskipun teknologi terus berkembang.
“Perawatan bukan hanya tentang prosedur medis, tetapi juga tentang memberikan motivasi dan nilai moral yang terkandung dalam profesi keperawatan. Di era digital ini, kita harus berkomitmen untuk mempertahankan nilai kemanusiaan di tengah pesatnya perkembangan teknologi,” tuturnya.
Selanjutnya, Prof. Dr. Dra. Retno Widowati, M.Si., memaparkan mengenai manfaat madu sebagai agen topikal penyembuhan luka. Menurutnya, madu memiliki kandungan antibakteri yang bermanfaat dalam mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka, yang sudah digunakan sejak zaman Mesir Kuno, Yunani, dan Roma.
Topik lain yang turut dibahas dalam konferensi ini adalah mengenai perawatan luka kronis, yang disampaikan oleh Dr. Vildan Cakar dari Universitas Medipol, Istanbul, Turki. Dr. Cakar memaparkan dampak serius dari luka kronis, seperti luka tekan, ulkus kaki diabetes, dan ulkus vena, yang tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup pasien, tetapi juga memberikan beban ekonomi yang besar. Perawatan luka kronis memerlukan pendekatan komprehensif, di mana kerja tim yang solid sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.
Konferensi ini ditutup oleh Dekan FIKES UNAS, Prof. Dr. Dra. Retno Widowati, M.Si., yang menyampaikan apresiasi atas kelancaran seluruh rangkaian acara, baik yang dihadiri langsung maupun secara daring. Sesi tanya jawab yang interaktif memperkaya diskusi dan menambah dinamika acara ini, dengan berbagai pengetahuan yang dibagikan oleh para ahli di bidang kesehatan.
“Semoga konferensi ini dapat memberikan manfaat pengetahuan dan wawasan yang mendalam, serta menginspirasi para peserta untuk terus mengembangkan inovasi dan kolaborasi dalam dunia kesehatan, khususnya dalam perawatan luka dan terapi komplementer,” tutupnya. *