GlobalReview-Penajam Paser– Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta kepada pemerintah untuk ikut melindungi industri sawit dalam negeri dari isu negatif yang menyesatkan karena menodai reputasi kelapa sawit.
Baca Juga : Summarecon Tangerang Akan Luncurkan Cluster Havena Lakes dan Cluster Briza Lakes Medio 30 November 2024
Ketua Bidang Kampanye Positif Gapki Pusat, Edi Suhardi dalam keterangan tertulisnya, menyatakan pihaknya meminta dan mendesak pemerintah untuk melindungi industri sawit dari kampanye negatif.
Baca Juga: DYAN Catatkan Pendapatan Rp 1,12 Triliun dan Laba Bersih Rp 97,34 Miliar pada Kuartal III – 2024
“Data ilmiah sering kali diabaikan, akibatnya persepsi negatif terhadap minyak sawit makin luas di dalam negeri maupun luar negeri,”ungkap Edi seperti dilansir antara, Jumat, 1/11/24
Edi saat jadi pemateri acara Bekesahan dengan Bubuhan Milenial terkait kelapa sawit yang digelar Gapki Kalimantan Timur di Kota Samarinda, berbentuk edukasi, peran serta dan perspektif industri kelapa sawit berkelanjutan pada kaum milenial, juga menyatakan Gapki juga mengajak milenial dan Gen-Z Kalimantan Timur, untuk membela sawit dan tangkal kampanye negatif menyangkut industri sawit Indonesia.
Baca Juga: Summarecon Serpong Kembangkan Cluster Louise di District Melody Sasar Pasar Upgrader
“Untuk melawan kampanye negatif industri sawit perlu terus disampaikan fakta dan data yang benar. Kampanye yang dilakukan harus berbasis akal sehat dengan membandingkan informasi yang benar dan salah, serta mengklarifikasi isu-isu yang seringkali menjadi salah arti,”ungkap Edi.
Terkait hal itu kata Edi, Pemerintah juga harus berperan aktif melindungi industri sawit sebab industri sawit merupakan salah satu pilar perekonomian nasional yang telah menjadi tumpuan sumber pendapatan bagi 16,2 juta tenaga kerja di sektor perkebunan sawit maupun industri hilir maupun pendukung lainnya.
Baca Juga: PSSI Buka 24 Lokasi Pendaftaran Offline Garuda ID
Secara ekonomi, hal ini bisa dilihat dari data yang ada bahwa pada tahun 2023 lalu, Indonesia mampu menghemat devisa untuk mengimpor minyak bumi sebesar USD7,92 miliar atau setara Rp120,8 triliun. Apalagi kini minyak sawit Indonesia sudah di ekspor ke lebih dari 160 negara di dunia.*