GlobalReview-Lombok Timur – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Izzudin Spd, mendorong guru-guru di Lombok Timur untuk mengikuti program Guru Penggerak. Guru Penggerak ini juga memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah bahkan bisa diangkat menjadi pengawas sekolah dengan memenuhi kriteria dan persyaratan yang sudah ditetapkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
“Hal ini menjadi komitmen Dinas P dan K Lombok Timur sebagai bagian dari penghargaan bagi guru-guru yang telah mengikuti diklat atau pembelajaran sebagai Guru Penggerak selama 8 hingga 9 bulan. Mengikuti diklat dengan materi yang tidak mudah, tentu ini akan semakin meningkatkan kompetensi seorang guru,” ujar Izzudin, Senin (18/12/2023).
Sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar episode 15, Izzudin mengatakan program Guru Penggerak menjadi program yang sangat tepat dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru. Melalui diklat yang diikuti, seorang Guru Penggerak berkesempatan meng-upgrade ilmu sekaligus men-charge semangat menjadi guru.
“Meng-upgrade keilmuan sebagai guru sangat penting di tengah transformasi pendidikan yang kini tengah digalakkan Kemendikbudristek,” ujar Izzudin.
Diketahui, dari sekitar 7.000 guru yang ada di Lombok Timur, saat ini tercatat 234 guru telah mengikuti program Guru Penggerak mulai dari angkatan pertama hingga angkatan 10.
“Dari jumlah tersebut 57 orang diantaranya telah diangkat menjadi kepala sekolah. Sedang sisanya masih dalam proses sambil menunggu kekosongan jabatan kepala sekolah di sejumlah satuan pendidikan,” katanya.
Baca juga: Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah, Kunci Keberhasilan Program Guru Penggerak
Namun dia mengakui persentase Guru Penggerak di Lombok Timur yang menjadi kepala sekolah masih belum signifikan. Alasannya, untuk menjadi seorang kepala sekolah, harus memenuhi kriteria lain terutama terkait attitude guru yang bersangkutan.
“Regulasinya memang ada yang memungkinan Guru Penggerak lebih cepat menjadi kepala sekolah. Selain itu banyak pihak mengakui kalau Guru Penggerak itu lebih kreatif, dan bersemangat,” tambahnya.
Aktivasi Aplikasi PMM
Izzuddin juga meminta guru untuk mengakses aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM). Saat ini sekitar 85 persen guru di Lombok Timur sudah melakukan aktivasi terhadap platform Merdeka Mengajar. “Jadi sudah banyak guru terhubung dan memanfaatkan aplikasi PMM ini,” katanya.
Ia berharap nantinya semua guru-guru di Lombok Timur bisa terakses dengan Platform Merdeka Mengajar tanpa terkecuali.
Izzuddin sendiri mengakui kendala teknologi menjadi persoalan yang dihadapi oleh guru-guru untuk mengakses aplikasi PMM ini. Untuk mengatasinya, dibentuk Komunitas Belajar. “Komunitas ini dibentuk untuk memfasilitasi guru yang memang terkendala teknologi tetapi mau dan senang untuk belajar,” ujarnya.
Baca juga: Puspeka: Perkuat Peran Guru dalam Ciptakan Lingkungan Pendidikan Toleran
Menurut Izzuddin, PMM merupakan platform yang wajib untuk diakses oleh guru. Karena melalui platform tersebut guru bisa meningkatkan kompetensi, bisa melakukan sharing dengan sesama guru terkait praktik baik pembelajaran, bisa saling support dan belajar materi-materi pembelajaran lainnya
“Bagi yang memang faktor usia dan mengalami kesulitan mengakses PMM, kami meminta guru-guru muda untuk membimbingnya dengan baik, membantunya dari hal-hal yang sangat sederhana seperti cara login ke PMM. Intinya semua guru harus melakukan aktivasi PMM, minimal sepekan sekali,” pungkasnya.*