Connect with us

Kesehatan

HIFDI Gelar Webinar Mencegah Disrupsi Manfaat Kesehatan Puasa

dr. Tirta Prawita Sari, Dosen FK UMJ dan Dokter Gizi Klinik RS Pondok Indah narasumber Seri Webinar Ramadhan dengan tema "Mencegah Disrupsi Manfaat Kesehatan Puasa". (dok. HIFDI)

GlobalReview-Jakarta – Himpunan Fasyankes Dokter Indonesia (HIFDI) menyelenggarakan seri webinar ramadhan dengan mengangkat tema “Mencegah Disrupsi Manfaat Kesehatan Puasa” pada Sabtu (8/4/2023). Seri webinar ramadhan tersebut menghadirkan narasumber dr. Tirta Prawita Sari, Dosen FK UMJ dan Dokter Gizi Klinik RS Pondok Indah dan sebagai pengantar dr. Putro S. Muhammad (EMT Indonesia-Peduli Respons dengan Moderator dr. Fahmi Dwika Hafiz Triono (Dir. Bakornas LKMI-PB HMI).

Baca juga : Kasus Diabetes Anak dan Remaja Meningkat, Dampak Gaya Hidup Tidak Sehat dan Kegemukan

Dalam kesempatan tersebut, dr. Tirta Prawita Sari, Dosen FK UMJ dan Dokter Gizi Klinik RS Pondok Indah menyampaikan ada cara yang bisa dilakukan agar tubuh tetap merasa fit saat berpuasa, sehingga ibadah dapat lebih optimal. Salah satunya adalah memerhatikan asupan dan kebiasaan makan saat sahur dan berbuka.

Menurutnya, sangat penting memilih jenis asupan agar waktu makan yang hanya sebentar itu benar-benar dapat menjadi waktu pengisian ‘bahan bakar’ agar tetap optimal beraktivitas seharian. “Perlu mengetahui terlebih dahulu kebutuhan energi total dalam sehari dan komposisi zat gizi makro yang dibutuhkan. Poin terpenting adalah memastikan kebutuhan zat gizi harian terpenuhi pada waktu sahur dan berbuka puasa,” kata dr. Tirta.

Baca juga : Menko PMK Minta Pemda Alokasikan APBD untuk Tangani Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Selain itu, puasa juga bagus bagi penderita diabetes karena akan meningkatkan sensitifitas hormon insulin. Namun, dr. Tirta menjelakan bahwa tidak semua penderita diabetes dianjurkan untuk berpuasa, karena hanya penderita yang gula darahnya terkontrol dan tidak ketergantungan suntik insulin atau obat tertentu yang diperkenankan untuk berpuasa.

“Penderita diabetes yang tidak terkontrol adalah penderita yang diharuskan minum obat atau suntik insulin tiga kali, namun apabila orang tersebut ingin berpuasa, Tirta menganjurkan agar dikonsultasikan oleh dokter, terkait kondisi dan pengaturan minum obat atau suntik insulinnya,” ujarnya.

Baca juga : Menkes Apresiasi Polisi Tangkap Pembunuh Dokter Mawar di Nabire

Lebih lanjut dr. Tirta menambahkan, dengan gula darah yang terkontrol dan berupaya mengonsumsi makanan yang seimbang, maka puasa akan baik dijalankan oleh penderita diabetes.

Sebagai informasi, Seri webinar ramadhan ini bekerjasama dengan Klinik Budhi Pratama Restu Ibu, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Literasi Sehat Indonesia, Bakornas LKMI-PB BMI, EMT Indonesia Peduli-Respons dan Pinisi.co.id. *

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Kesehatan