
GlobalReview-Jakarta– Hingga bulan April 2023, PT Summarecon Agung Tbk mencatatkan pra penjualan (marketing sales) sebesar Rp1,1 triliun. Pencapaian ini setara dengan 22 persen target perusahaan di tahun ini yang sebesar Rp5 triliun. Prosentase terbesar penyumbang marketing sales adalah penjualan rumah sebesar 49 persen.
Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi mengatakan penjualan rumah merupakan salah satu bagian dari aktivitas perusahaan yang antara lain pengembangan properti, investasi dan manajemen properti, rekreasi, hospitality dan lainnya. “Penjualan (rumah) dari lokasi existing, Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Bogor, Makassar dan Crown Gading,” kata Jemmy dilansir dari Liputan6, Jumat (12/5/2023).
Baca Juga :Jasa Marga Catat Peningkatan Pendapatan Tol Sebesar 21,7% dalam Mudik dan Balik Lebaran
Dapat diinformasikan bahwa sepanjang kuartal I/2023, kinerja keuangan Summarecon tercatat positif. Pendapatan bersih perusahaan yang berkode emiten SMRA ini mencapai Rp1,49 triliun, naik 2,02 persen dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,46 triliun. Hingga kuartal I/2023, Beban Pokok penjualan dan Beban Langsung perusahaan tercatat sebesar Rp725,86 miliar atau naik 14,08 persen dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp636,22 miliar.
Untuk laba kotor hingga kuartal I/2023 tercatat Rp773,47 miliar, angka ini turun 7,18 persen menjadi Rp773,47 miliar dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp833,38 miliar. Sedangkan untuk Beban umum dan administrasi perseroan hingga kuartal I/2023 naik menjadi Rp211,54 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp190,79 miliar. Beban penjualan hingga kuartal I/2023 bertambah menjadi Rp91,25 miliar bila dibandingkan pada kuartal I/2022 yang sebesar Rp76,9 miliar.
Baca Juga :Produk Kriya Indonesia Dipamerkan dalam Bazar Amal ALFS 2023 di Jepang
Untuk laba usaha SMRA hingga kuartal I/2023 merosot 17,17 persen dari periode sama tahun di sebelumnya, dari Rp570,11 miliar menjadi Rp472,22 miliar. Hingga kuartal I/2023 Laba berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp271,71 miliar. Laba tersebut naik 58,12 persen dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp175,04 miliar. Sedangkan Laba persaham yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk hingga kuartal I/2023 tercatat Rp16,46, naik bila dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar sebesar Rp10,60.
Total Ekuitas SMRA juga naik di kuartal I/2023 dari Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp 11,75 triliun menjadi Rp12,03 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp16,78 triliun hingga Maret 2023 dari Desember 2022 Rp16,6 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp28,82 triliun, sedangkan catatan kas dan setara kas sebesar Rp3,26 triliun hingga 31 Maret 2023.
Baca Juga :Dukung Ajang BNI Sirnas B Bali, BNI Beri Diskon dan Hadiah
Sebelumnya, hingga akhir tahun 2022, Summarecon mencatatkan kinerja positif dengan membukukan pendapatan neto Rp5,71 triliun, angka ini meningkat 1,06 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,56 triliun. Dari data laporan keuangan Summarecon Agung, yang ditulis Sabtu (25/3/2023), beban pokok penjualan dan beban langsung hingga akhir tahun buku 2022 mencapai Rp2,71 triliun atau turun 8,75 persen dari realisasi sebelumnya yang sebesar Rp2,97 triliun. Kondisi ini membuat laba bruto Summarecon pada tahun 2022 meningkat 15,44 persen atau sekitar Rp2,99 triliun dari yang sebelumnya di tahun 2021 sebesar Rp2,59 triliun.
Baca Juga :Pemerintah-DPR RI Segera Bahas RUU PPRT
Untuk Laba SMRA juga alami kenaikan sebesar 9,67 persen, dari Rp1,55 triliun di tahun 2021 menjadi sebesar Rp1,70 triliun pada tahun 2022. Hingga akhir tahun 2022, Summarecon mencatatkan laba bersih sebesar Rp625,37 miliar, naik 93,19 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp323,70 miliar. Hingga akhir tahun 2022 Aset SMRA tercatat Rp28,43 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama diakhir tahun 2021 yang sebesar Rp26,04 triliun.
Liabilitas Summarecon yang tercatat hingga akhir tahun 2022 adalah sebesar Rp16,68 triliun, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp14,81 triliun. Sedangkan, ekuitas SMRA hingga akhir 2022 tercatat sebesar Rp 11,75 triliun, meningkat dibandingkan dari akhir tahun 2021 lalu atau sekitar Rp11,23 triliun.*
