Connect with us

Ekonomi Makro

Kebijakan Perpanjangan PP DTP Beri Efek Positif Bagi Penjualan Produk Properti Milik Summarecon

Summarecon akan terus berfokus pada penyelesaian pembangunan produk-produk propertinya/Foto: Istimewa

GlobalReview-Jakarta-Kebijakan Perpanjangan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) atas pembelian rumah memberikan efek positif bagi pengembang properti di tanah air. Salah satunya dirasakan PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) dimana PPN DTP ini punya andil terhadap kinerja pengembang properti berkode emiten SMRA di tahun lalu.

Baca Juga: Rayakan Natal Bersama, Warga Dayak Kalimantan Diminta Bersatu dan Tidak Berjalan Sendiri-Sendiri

Menurut Direktur Summarecon Agung Lydia Tjio, pihaknya mampu menjual produk-produk properti dengan insentif PPN DTP senilai Rp1,8 triliun atau mencapai angka 41% dari total Marketing Sales di tahun 2024 yang senilai Rp4,36 triliun. Perpanjangan insentif PPN DTP pada dasarnya kata Lydia akan memberikan efek positif bagi industri properti.

“Penerapan PPN DTP juga bisa membantu masyarakat untuk membeli hunian sesuai harga terbaiknya. Sedangkan manfaat bagi perusahaan properti bisa memacu penjualan,” jelas Lydia.

Baca Juga: Swiss-Belresort Dago Heritage Bandung Berikan Tawaran Istimewa ke Para Tamu Saat Menyambut Tahun Baru Imlek 2025

Terkait dengan diperpanjangnya insentif PPN DTP, Summarecon kata Lydia akan terus berfokus pada penyelesaian pembangunan produk-produk propertinya yang saat ini masih dalam pengerjaan, sehingga cepat selesai dan segera bisa diserahterimakan sesuai masa berlakunya insentif PPN DTP.

Pada tahun 2025, Summarecon menargetkan Marketing Sales sebesar Rp5 triliun, meningkat sekitar 15% dari pencapaian tahun 2024 lalu yang sebesar Rp4,36 triliun. Pada tahun 2025 kondisi industri properti diprediksi masih akan tetap kuat dan terus bertumbuh walaupun diakui masih ada tantangan ekonomi yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) yang mungkin saja diubah oleh Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump.

Baca Juga: Prabowo Resmikan Sejumlah Proyek Infrastruktur Ketenagalistrikan di 18 Provinsi dari PLTA Jatigede, Sumedang

“Arah kebijakan suku bunga Bank Sentral AS akan berdampak pada kebijakan Bank Indonesia, seperti suku bunga, tingkat inflasi dan daya beli masyarakat. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi sektor properti,”ungkap Lydia.

Anggaran belanja modal atau capital expenditure (Capex) Summarecon di tahun 2025 yang sebesar Rp2 triliun, akan digunakan untuk mengakuisisi lahan di existing area yang dimiliki Perseroan selain itu juga akan digunakan untuk pembangunan pusat belanja dan hotel.*

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Ekonomi Makro