Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Bahaya DBD

GlobalReview-Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya dan implikasi negatif dengue melalui kegiatan PSN 3M plus (Pemberantasan Sarang Nyamuk, Menguras, Menutup, Mendaur Ulang barang bekas dan Plus melalui pengendalian vektor secara fisik, biologi, kimia) dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) saat mendekati dan selama musim penghujan.

Baca juga : Kemenkes Berikan Penghargaan kepada 34 Lembaga dan Organisasi

“Kewaspadaan masyarakat tentang gejala awal DBD (dengue) yang masih kurang
sehingga masyarakat masih mengganggap sepele. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan kasus Dengue,” ucap dr. Imran Pambudi, M.P.H.M, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular-Kemenkes RI saat Press Briefing Peringatan ASEAN DENGUE DAY 2023 di Kemenkes RI, Jakarta pada Senin (12/6/2023).

Baca juga : Pastikan Keberlanjutan Pembangunan IKN, Pemerintah Ajak Singapura Dukung Investasi

Dalam upaya penanggulangan dengue Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyususn Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 yaitu :

  1. Penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan.
  2. Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue.
  3. Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif.
  4. Peningkatan partisipasi masyarakat yang berkesinambungan.
  5. Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan, manajemen program dan kemitraan.
  6. Pengembangan kajian, invensi, inovasi dan riset sebagai dasar kebijakan dan
    manajemen program berbasis bukti.

“Beberapa hal yang dilakukan sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap
peningkatan kasus DBD dan KLB DBD yaitu melakukan deteksi dini dengue di puskesmas dengan melakukan pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) pada suspek dengan panas dan mereka yang tinggal dekat dengan kasus DBD. Selain itu melakukan upaya pencegahan dan pengendalian Dengue melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di tempat umum dan tempat institusi untuk mencapai Angka Bebas Jentik ≥ 95 %,” ungkapnya.

Baca juga : KI Pusat Dorong Akuntabilitas Kinerja Badan Publik melalui IKIP

Sebagai informasi, Deklarasi Jakarta melawan Dengue disepakati oleh 10 negara ASEAN untuk memperkuat kerjasama dan komitmen regional dalam
upaya dengue. Tanggal 15 Juni diperingati sebagai ASEAN Dengue Day setiap
tahunnya dan tema Nasional ADD tahun ini adalah “Wujudkan Indonesia Bebas Dengue” dengan sub tema ADD : Bersinergi Menuju Indonesia Bebas Dengue, Selamatkan Generasi kita Dari Kematian Dengue, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik Menuju Indonesia Bebas
Dengue.

Pada tahun 2022 kasus DBD yang dilaporkan sejumlah 143,184 kasus dengan Incidence Rate DBD nasional sebesar 52.09 per 100.000 penduduk. Total kematian akibat DBD sebanyak 1.236 kematian atau Case Fatality Rate (Angka kematian) sebesar 0.86%. Dari total kematian tersebut 63% terjadi pada anak berusia 0-14 tahun Sampai minggu ke 22 ahun 2023 Pada tahun 2023 Jumlah kumulatif kasus Dengue di
Indonesia sebanyak 35.694 kasus (IR: 13/100.000 penduduk) dan 270 kematian
(CFR : 0,76%).
● Provinsi yang terbanyak melaporkan kasus Dengue yaitu provinsi Jawa Barat, Jatim, Bali, Jawa Tengah. NTB, DKI Jakarta
● Kematian Dengue terbanyak secara berurut dilaporan dari provinsi Jateng, Jabar, Jatim, NTB, Kaltim, Bali, NTT
● Kasus Dengue terlaporkan di 449 Kabupaten/Kota di 34 provinsi. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *