GlobalReview-Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat jajak pasar (market sounding) yang diselenggarakan oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa malam, 18 Oktober 2022 mengingatkan kembali latar belakang pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur.
Dengan 58 persen dari PDB ekonomi terpusat di Pulau Jawa dan juga 56 persen atau sekitar 149 juta penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, “Betapa Pulau Jawa ini terbebani dengan jumlah yang sangat besar itu,” kata Jokowi.
Jokowi menyatakan, pemindahan Ibukota Negara bukan sekadar memindah gedung kementerian, maupun pemindahan gedung Istana Presiden maupun gedung Istana Wakil Presiden. Pemindahan ibu kota bukan semata-mata fisik yang dipindahkan, tetapi juga membangun budaya kerja baru dan mindset ekonomi baru. Jokowi juga menepis kekhawatiran mengenai isu perusakan hutan.
Menurut Jokowi, justru dengan adanya IKN, hutan akan kembali menjadi hutan heterogen dengan pohon asli dan endemik dari Kalimantan. Jokowi berharap di IKN akan menjadi hutan hujan tropis, tropical rainforest Kalimantan. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah menyiapkan pusat Persemaian Mentawir yang sudah mulai dibangun sejak Juni 2022. Luas lahan persemaian kurang lebih 16 hektare dengan embung seluas 7 hektare dan kapasitas bibitnya 15 juta bibit pertahun.
Transformasi juga diupayakan dalam sistem transportasi. Jokowi berharap mobil di IKN harus menggunakan mobil listrik. Kemudian 80 persen transportasinya adalah transportasi umum. “Menggunakan autonomous vehicle, tanpa awak dan tanpa supir. Yang kita hargai di sana adalah pejalan kaki, yang kita hargai di sana adalah yang seneng naik sepeda. Sekali lagi inilah showcase transformasi Indonesia. Showcase perubahan peradaban Indonesia,” kata Jokowi.
Di tempat yang sama, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid mengajak pengusaha dalam negeri ikut mendukung program pemindahan IKN ke Kalimantan Timur. Arsjad berharap pengusaha dalam negeri bisa ikut menjajaki peluang dan menjadi bagian dari sejarah dan peradaban baru Indonesia.
“Mari bersama kita mengukir sejarah dan peradaban baru, mewujudkan pertumbuhan ekonomi baru untuk mencapai visi Indonesia Emas, menjadi negara berkekuatan ekonomi terbesar ke-4 di dunia di tahun 2045 dengan menyukseskan pembangunan IKN Nusantara,” kata Arsjad.*