GlobalReview-Jakarta – Kesuksesan Gondrong Gunarto Membaca Ulang Karya-Karya Ki Nartsabdho dalam konser “Slendhang Biru Tak Pernah Usai” di Chanel Youtube “Budaya Saya” 28-29 Mei 2022 memantik gagasan untuk memproduksi pertunjukan secara luring dengan sekala yang lebih besar.
Baca juga: Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, 900 Organ Relawan Terverifikasi nyatakan Siap
Nilai grande pertunjukan tersebut ditandai oleh integrasi intermedia yang melibatkan para professional lintas disiplin seni: music (orchestra dan Gamelan), dan media baru. Serta mengajak artis muda milenial untuk bersama melakukan penghormatan dan menziarahi Ki Nartosabdho melalui karya-karyanya.
Baca juga: Dalam Rangka Perbaiki Kualitas Udara Jakarta, Kemenkes Lakukan Uji Emisi Gas Buang Kendaraan
Program ini merupakan iktiar untuk membumikan karya-karya Ki Nartosabdho pada masyarakat yang lebih luas, dan lintas generasi. Ki Nartosabdo adalah komposer yang lahir dan besar di Jawa, tapi diaspora Jawa telah melampaui etnisitas Jawa menjadi Nusantara. Mengenang Ki Nartosabdho almarhum, sama dengan mengenang seseorang yang penuh dengan kreatifitas tak terduga.
Dasar penggarapan gamelan Gondrong Gunarto menganut filosofi Jawa “Mad Sinamadan” yang artinya kelenturan dan keterbukaan. Gondrong Gunarto meyakini “Mad Sinamadan” sebagai sikap kreatif akan membuka kemungkinan baru penggarapan gending-gending Nartosabdan. Penggarapan ulang ini ditujukan untuk Penghormatan dan Menziarahi Ki Nartosabdho serta mendekatkan gending-gending karawitan pada pendengar generasi milenial.
Baca juga: Juli 2024, Kantor Presiden dan 4 Kantor Kemenko di IKN Selesai Dibangun
Sang composer, Gondrong Gunarto, mengatakan akan mencoba menawarkan sesuatu yang baru. “Kami akan meramu gendhing-gendhing karya Ki Nartosabdho dalam balutan anak muda. Jadi silahkan datang ke Benteng Pendem Van Den Bosch, Ngawi tanggal 9 bulan 9 2023. Kami tunggu kehadiran teman-teman dengan suka cita,” katanya, rilis Sabtu (9/9/23).
Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menuturkan bahwa konser ini menjadi wadah yang sangat baik dalam menarasikan kembali karya-karya seniman terdahulu, salah satunya karya Ki Nartosabdho.
“Konser ini menjadi bukti bagaimana generasi masa kini berupaya untuk terus mengingat dan memelihara karya-karya seniman terdahulu termasuk karya musik, yang kemudian diaransemen ulang dengan cara, gaya, serta pendekatan masa kini seperti yang dilakukan oleh Gondrong Gunarto dan kami (Kemendikbudristek) akan terus mendukung berbagai upaya tersebut dalam menjaga kelestarian kesenian maupun kebudayaan Indonesia,’’ tutup Mahendra. *












