Connect with us

Kesehatan

Mendukbangga Hadiri Webinar Nasional ICMI Pusat

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (MENDUKBANGGA)/Kepala BKKBN, Dr Wihaji menghadiri Webinar Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat. (sumber: humas)
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (MENDUKBANGGA)/Kepala BKKBN, Dr Wihaji menghadiri Webinar Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat. (sumber: humas)

GlobalReview, Jakarta – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (MENDUKBANGGA)/Kepala BKKBN, Dr Wihaji menghadiri Webinar Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat Bidang VI Pengembangan Jaringan Organisasi, dan Perlindungan Anak bertajuk Pendidikan Karakter: Mencegah Kekerasan Terhadap Anak. Pada acara yang berlangsung Jumat (31/01/2025), menteri Wihaji memberikan Keynote Speech tentang pentingnya kehadiran sosok ayah dalam pola asuh anak.

Budaya kekerasan terhadap anak, menurut Wihaji, dapat dihilangkan dengan pola asuh yang baik, berdasarkan akhlak mulia berbasis pada kesadaran bersama. Karena untuk menciptakan generasi masa depan yang kuat, tidak hanya melalui akademik, tetapi juga dimulai dengan pembentukan karakter di lingkungan keluarga.

Baca juga: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Segera Buat Program War of Stunting

“Saat ini masyarakat Indonesia mulai kehilangan sosok ayah dalam mengasuh anak di keluarga. Ayah hanya mengurus ekonomi keluarga, Namun lupa mengasuh anak. Padahal anak juga butuh sentuhan psikologis. Maka, jika ada kekerasan pada anak, jangan pernah menyalahkan anak. Kita coba intropeksi apa yang pernah dilakukan orang tua pada anak,” ujarnya.

Penegasan itu dikemukakan menteri Wihaji, seraya membeberkan data, bahwa 20,9% anak di Indonesia kehilangan kehadiran sosok ayah mereka, baik akibat perceraian, kematian, atau pekerjaan ayah yang jauh dari keluarga.

Lebih lanjut menteri Wihaji mengungkapkan berdampak pada perkembangan anak, menyebabkan meningkatnya gangguan emosi dan sosial, risiko penyalahgunaan NAPZA, performa akademis lebih rendah, risiko kenakalan remaja, hingga anak laki-laki karakter maskulinnya menjadi kabur, menyebabkan hilangnya karakter leader pada anak.

Baca juga: RSJPD Harapan Kita Bersama KSRelief Gelar Misi Kemanusiaan Operasi Bedah Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN sendiri memiliki lima Program Quick Win untuk menjalankan Asta CIta Presiden dan Wakil Presiden. Terkait pembentukan karakter anak, menteri Wihaji mengenalkan Gerakan Ayah Teladan (GATE), merupakan satu dari lima quick win, sebagai upaya membangun karakter orang tua, khususnya ayah untuk belajar mengasuh anak. Karena karakter anak akan dibentuk oleh karakter orang tuanya.

Menteri Wihaji menyebut, saat ini sebagian besar keluarga yang mengasuh anak kita adalah media sosial. Karena mereka berjam-jam berdiskusi dan ngobrol dengan media sosial, dibandingkan ngobrol dengan orang tuanya, khususnya ayah. Bahkan ada ayah dan anaknya ketemu bareng, tapi sama-sama megang handphone, sama-sama asik dengan dunianya sendiri. Jangan salahkan anak ketika mereka banyak bermain media sosial di handphonenya. Banyak anak-anak sekarang yang hobinya rebahan sambil bermain sosial media.

Baca juga: Kemenkes Luncurkan Buku Panduan dan Lembar Balik Tuberkulosis bagi Tenaga Kesehatan dan Kader

Ketika ayah tidak hadir di dalam pola asuh anak, menurut menteri Wihaji, bisa tercipta mental strawberry generation, hello kitty generation pada anak. Karena mereka 80% hanya dipengaruhi oleh pola asuh ibu. Sehingga sifat leadership maskulin pada anak akan hilang. Anak menjadi lemah lunglai, tidak kuat menghadapi tantangan, dan sedikit manja. “Maka, sempatkanlah bagi ayah untuk ngobrol dengan anak,” tutup Menteri Wihaji. *

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Kesehatan