GlobalReview-Jambi – Pengungkapan temuan-temuan arkeologis di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi mengindikasikan kawasan itu sebagai pusat pendidikan Budhisme tertua dan terluas di Asia Tenggara pada masa lampau.
Menurut Kepala Unit Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko, situs ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah dan budaya yang mendalam tetapi juga menjadi saksi bisu atas pertukaran pengetahuan dan nilai spiritual antar generasi.
“Keberadaanya sebagai situs cagar budaya terluas di Asia Tenggara menegaskan pentingnya pelestarian dan pengenalan nilai-nilai ini kepada dunia,” ujarnya di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (3/2).
Baca juga: Kemendikbudristek Targetkan Revitalisasi Candi Muaro Jambi Selesai Tahun 2024
Agus mengatakan Candi Muaro Jambi adalah pusat pendidikan Budhisme tertua dan terluas di Asia Tenggara pada masa lampau. Kompleks percandian agama Hindu-Buddha diduga peninggalan kerajaan Sriwijaya atau kerajaan Melayu, kini menjadi saksi bisu dari sejarah gemilang Indonesia.
“Situs ini mengungkapkan pentingnya nilai-nilai historis dan kebudayaan yang telah berlangsung selama berabad-abad, memperlihatkan kekayaan dan kedalaman tradisi spiritual serta pendidikan di kawasan ini,” tambahnya.
Dengan luas 3.981 hektar, kawasan Candi Muaro Jambi terdiri dari 11 candi utama, namun diperkirakan masih terdapat 82 reruntuhan yang tertimbun dalam gundukan-gundukan. Terletak di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Kompleks candi ini, diperkirakan berasal dari abad ke-7 hingga ke-12 M, yang menjadi situs candi terbesar dan terawat dengan baik di Pulau Sumatra.
Baca juga: Kemendikbudristek Siapkan Revitalisasi KCBN Muaro Jambi
Kompleks ini meliputi percandian, situs permukiman kuno, dan sistem jaringan perairan di masa lalu. Lokasinya mencakup delapan desa, yaitu Desa Muara Jambi, Desa Danau Lamo, Desa Dusun Baru, Desa Kemingking Luar, Desa Kemingking Dalam, Desa Dusun Mudo, Desa Teluk Jambu, dan Desa Tebat Patah.
Beberapa candi yang berada di kawasan ini antara lain Candi Gumpung, Candi Kedaton, Candi Kembar Batu, Candi Koto Mahligai, Candi Astano, Candi Gedong Dua, Candi Gedong Satu, hingga Telago Rajo.
Baca juga: Mendikbudristek Dampingi Presiden Serahkan Bantuan Program Indonesia Pintar Tahun 2024
Selain candi, kawasan ini juga berisi parit atau kanal kuno, kolam tempat penampungan air, serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat susunan bata kuno. Sejak tahun 2009, kompleks ini telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.*