GlobalReview-Jakarta – Meningkatnya jumlah penderita penyakit kardiovaskular di Indonesia menjadi permasalahan penting dan salah satu penyebab tertinggi kematian di Indonesia, dengan angka mencapai 681.451 jiwa.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Lakukan Operasi Jantung Gunakan Metode Robotik
Penyakit jantung koroner menjadi proporsi tertinggi di antara penyakit kardiovaskular, disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, obesitas, dislipidemia, dan merokok.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta dokter spesialis jantung di Indonesia untuk terus meningkatkan kompetensinya.
Baca juga: Menkes Hadiri Indonesia International Cardiovascular Summit (IICS) 2024
“Saya minta dokter-dokter spesialis jantung kompetensinya makin lama makin tinggi,” kata Menkes Budi, di RSJPD Harapan Kita, Jakarta, pada Minggu (24/11/2024).
Berdasarkan registri di RSJPD Harapan Kita, 1 dari 2 penderita serangan jantung koroner atau infark miokard akut (IMA) mengalami obesitas dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m². Data registri nasional PERKI juga menunjukkan rata-rata usia penderita infark miokard akut di Indonesia adalah 57 tahun, sekitar 10 tahun lebih muda dibandingkan negara barat. Faktor genetika dilaporkan memiliki kontribusi penting pada penderita IMA usia muda.
Baca juga: Menkes Hadiri dan Ikut Serta Healthi Run and Fun Walk 2024
Berangkat dari fakta tersebut, penting bagi masyarakat untuk menjaga kebugaran tubuh serta melakukan deteksi dini risiko penyakit kardiovaskular agar dapat memprediksi kemungkinan serangan jantung dan mengoptimalkan upaya pencegahan.
RSJPD Harapan Kita kini membuka Layanan Genomik dan Layanan Heartfit untuk membantu masyarakat.
“Bapak/Ibu sekarang dapat mengecek keadaan tubuh terkait kemungkinan atau faktor genetik terjadinya penyakit jantung melalui tes genomik, serta menjalani diet dengan catering diet dan latihan fisik terprogram yang diawasi oleh pelatih fisik di layanan terbaru kami,” jelas Dr. Iwan Dakota, Direktur Utama RSJPD Harapan Kita.
Layanan ini terdiri dari 4 jenis, yaitu :
CardiacReady:Tes genomik terkait gaya hidup tingkat lanjut yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan pasien dan penyedia layanan kesehatan, seperti pengelolaan berat badan, kesehatan jantung, dan kesehatan wanita.
RxReady: Tes genetik untuk menguji kemanjuran dan keamanan lebih dari 180 obat, membantu dokter mempersonalisasi terapi.
LifeReady: Pemeriksaan kesehatan yang komprehensif dan inovatif, memberdayakan klien/pasien untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
NutriReady: Pemeriksaan informasi DNA terkait metabolisme nutrisi, intoleransi makanan, dan sifat keseimbangan energi.
“Melalui layanan ini, risiko penyakit kardiovaskular dapat diprediksi serta dinilai secara akurat dengan menggabungkan informasi genetik dan faktor risiko tradisional. Layanan ini memungkinkan intervensi dini yang lebih efektif serta meningkatkan kesadaran individu terhadap kesehatan jantung,” tutup Dr. Iwan Dakota. *