Semarang (ANTARA) – Naskah akademik pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional dengan melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia masih terus disiapkan dan disempurnakan.
"Naskah akademik tersebut disusun dengan melibatkan penulis dan peneliti dari Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Universitas Indonesia," kata politikus Partai Nasional Demokrat Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin.
Lestari Moerdijat, caleg DPR RI dari Dapil 2 Jawa Tengah (Jepara, Kudus, dan Demak), menilai Ratu Kalinyamat memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan Portugis.
Menurut Mbak Rerie, demikian Lestari Moerdijat disapa, naskah akademik merupakan dasar untuk melengkapi administrasi yang terdiri daftar riwayat hidup, uraian perjuangan, rekomendasi dari bupati/gubernur, dan biografi Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional.
Naskah akademik tersebut juga dilengkapi oleh pakar pertahanan dari Universitas Pertahanan dan Peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ia menyatakan masyarakat Jepara dari berbagai kalangan juga memberikan banyak data tambahan dalam melengkapi naskah akademik agar lebih berbobot secara ilmiah dan faktual.
Naskah akademik tersebut, menurut dia, akan dibahas secara terbuka pada publik lokal di Jepara serta publik dan pakar nasional di Jakarta dalam waktu dekat.
Dalam seminar "Menghidupkan Kembali Gagasan Menjadikan Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional" di Semarang pda 26 Maret 2019, pengamat pertahanan militer Connie Rahakundini Bakrie menilai Ratu Kalinyamat layak mendapat gelar pahlawan nasional dari pemerintah mengingat jasa-jasanya dalam mengusir penjajah Portugis pada abad XV.
"Ratu Kalinyamat merupakan panglima perang asal Jepara yang berani melawan penjajah Indonesia dari Portugis," katanya.
Ia menjelaskan Ratu Kalinyamat yang merupakan salah satu putri dari Raja Demak Trenggana, yang terlahir dengan nama Retna Kencana, berhasil membangun kekuatan angkatan laut yang besar dan kuat sekaligus membangun pakta pertahanan dengan Cirebon, Banteng, Palembang, Aceh, Malaka, serta Tidore.
Pemahaman dan visi Ratu Kalinyamat mengenai poros maritim, menurut dia, membuat industri perkapalan di Jepara, baik kapal perang maupun kapal dagang, dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat.
Menurut dia, apa yang dilakukan Ratu Kalinyamat sesungguhnya mencerminkan sosok yang sudah memiliki wawasan bahwa Nusantara sejatinya adalah negeri maritim.
"Banyak hal yang dilakukan Ratu Kalinyamat itu sudah sangat advanced(maju), bagaimana beliau membangun kekuatan industri itu menjadi industri yang terkoneksi dan beliau membuktikan bahwa dirinya pahlawan laut," ujarnya.
Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579 dan dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di Desa Mantingan.
Sepanjang melakukan kunjungan ke Jepara, Lestari Moerdijat beberapa kali ziarah ke makam tersebut serta melakukan diskusi dengan pengelola makam dan masyarakat setempat untuk menambah referensi atas sosok Ratu Kalinyamat yang akan diusulkan sebagai pahlawan nasional.
Baca juga: Pengamat: Ratu Kalinyamat layak mendapat gelar pahlawan nasional
Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2019