Connect with us

Property

Pasar Perumahan 2023 Cerah, Summarecon Serpong Ajak Konsumen Tak Ragu Membeli

GlobalReview-Jakarta-Pasar properti Indonesia hingga akhir 2023 diprediksi masih prospektif seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Pemerintah dan IMF yang diestimasikan dikisaran 5 persen. Namun demikian dilansir dari Agen Ray White, perkembangan dan pertumbuhan properti ini masih bergantung pada stimulus pemerintah.

Baca Juga : Jokowi Resmikan Mayapada Hospital Bandung Berharap Jumlah Masyarakat Berobat Ke Luar Negeri Berkurang

Menurut Country Director of Ray White Indonesia, Johann Boyke Nurtanio dalam keterangan tertulisnya, pemulihan ekonomi Indonesia yang resilient dan daya beli konsumen properti yang kembali menguat pasca pandemi, akan jadi katalis yang mendorong stabilnya permintaan.

Sejatinya, pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk memulihkan sektor properti di Indonesia, agar supaya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa tumbuh 10-12 persen. Apalagi sektor properti mengalami kekurangan pasokan (Backlog) sekitar 12,75 juta selain itu juga adanya keluarga baru yang membutuhkan sekitar 700.000-800.000 perumahan. Kebijakan relaksasi rasio Loan to Value (LTV) untuk kredit properti dari perbankan menjadi maksimal 100 persen tanpa uang muka –Down Payment (DP) diharapkan pemerintah menjadi solusi.

Baca Juga : Menko PMK Dampingi Presiden Cek Pengungsi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

“Patut kita syukuri resiliensi dari perekonomian Indonesia yang luar biasa, di mana setelah masuk jurang resesi di tahun 2020 sebagai dampak pandemi, ekonomi Indonesia bounce back positif sejak kuartal II tahun 2021 dan terus bertumbuh positif sampai dengan saat ini. Presidensi Indonesia di event G20 adalah bukti dari kepercayaan para anggotanya akan resiliensi ekonomi Indonesia dan event bergengsi tersebut telah diselenggarakan dengan sangat sukses dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia,” kata Johann.

Baca Juga : Bangkitkan UMKM Pasca Pandemi, MBV Group Hadirkan Xi Bo Bikes: Konsep Bisnis Jemput Bola dengan Sepeda

Hingga kini properti masih jadi primadona walaupun Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah mengalami kenaikan sebesar 225 basis point selama 7 bulan terakhir.

Kondisi ini membuat pengembang optimis. Dilansir dari akun instagram resmi @summarecon_serpong, mengutip CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda saat ekonomi outlook 2023, walaupun sempat terimbas resesi global dan ketidakpastian ekonomi, industri properti 2023 masih cukup baik karena Indonesia cepat pulih dari beberapa peristiwa seperti krisis ekonomi Asia dan Global pada 2018 dan pandemi covid-19. Hal ini bisa terjadi karena 99,8 persen pembeli properti adalah masyarakat lokal. Karenanya Summarecon Serpong mengajak konsumen untuk tak ragu memiliki hunian yang ditawarkannya.

Baca Juga : Laba Bersih Bank Mega Tahun 2022 Rp4, 05 Triliun

“Bahwa pakar properti tak melihat adanya korelasi signifikan antara ancaman resesi global pada 2023 dengan sektor perumahan di Indonesia. Pernyataan ini tentunya memiliki beberapa bukti landasan. Untuk Anda yang sudah siap mewujudkan properti impian di Summarecon Serpong tahun ini, tidak perlu ragu lagi,” tulis akun instagram Summarecon_serpong.

Sejak tahun 2004, Summarecon, sukses mengembangkan kawasan hunian bernama Summarecon Serpong yang hingga kini telah berhasil mengembangkan perumahan maupun komersial di area seluas kurang lebih 250 hektar.*

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Property