GlobalReview-Jakarta – Balai Layanan Platform Teknologi Pusdatin Kemendikbudristek telah menyelenggarakan program peningkatan kompetensi TIK guru yang diselenggarakan sejak tahun 2017 hingga tahun 2024 ini melalui kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) , tahun 2024 ini masuk pada level 4 diikuti oleh guru dan tenaga kependidikan.
Peningkatan Kompetensi TIK guru ini mengacu pada standar kompetensi TIK yang terdiri dari 4 level, yakni level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi & berkolaborasi.
PembaTIK (Pembelajaran Berbasis TIK)
Program peningkatan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, dan dinas pendidikan dalam kegiatan Belajar, Mengajar, dan Berkarya untuk mendukung terciptanya Inovasi Pembelajaran Kolaboratif dalam Implementasi Kurikulum Merdeka dengan mengedepankan Pemanfaatan Platform Teknologi.
Pada kuliah umum PembaTIK 2024 level 4 dengan tema Inovasi Pembelajaran Digital dengan Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), yang berlangsung secara daring melalui youtube ‘Rumah Belajar Kemdikbud’, pada Sabtu (19/10).
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz menjelaskan Pokok Bahasan yang pertama mengenai tiga program prioritas badan bahasa, kedua tentang tren global: disrupsi dan rantangannya, ketiga apa dan bagaimana kecerdasan artifisial, tren kepunahan bahasa daerah, pendekatan holistik revitalisasi bahasa daerah, pemanfaatan kecerdasan artifisial (KA) dalam revitalitasi bahasa daerah.
“Dalam tiga program prioritas badan bahasa meliputi literasi kebahasan dan kesastraan, perlindungan bahasa dan sastra, serta internasionalisasi bahasa indonesia,” kata Aminudin.
Ia menjelaskan bahwa dalam kecerdasan artifisial dan pemprosesan bahasa alami, mayoritas konsumen memilih menggunakan chatbot untuk dapat membantu mereka daripada menunggu petugas costumer service untuk melayani mereka.
“Ternyata 62% pengguna itu lebih memilih menggunakan chatbot dari pada harus menunggu layanan oleh manusia, dan itu hanya ada 38%, artinya itu sudah dimulai ada pergeseran dari expect layanan dari lembaga-lembaga pemberi layanan itu sendiri ketika berhubungan dengan penggunanya. Ini adalah satu bukti teknologi betul-betul mempengaruhi pola atau cara orang berkomunikasi,” jelas dia.
Dalam materi kuliah umum ini, baginya yang utama terkait kepunahan bahasa daerah. Ancamannya ternyata kepunahan bahasa daerah, bukan sesuatu yang ekslusif khusus untuk Indonesia.
“Dari data yang dirilis oleh UNESCO dari 7000an bahasa daerah yang ada didunia ini, setiap dua minggu ada kepunahan 1 bahasa daerah. Jadi dalam setiap 2 minggu, menurut data yang dirilis ada kepunahan. Dan di Indonesia, karena bahasa daerah ada banyak sekali, ada 718 bahasa daerah tingkat kepunahannya menjadi semakin kelihatan, karena penutur-penutur bahasa daerah kita tersebar pada daerah-daerah yang sangat luas dan jumlahnya sangat beragam,” ujarnya.
Baca juga: Kemendikbudristek Beri Apresiasi Aksi Nyata Penggerak Peduli Literasi dan Numerasi
Ia menyatakan bahasa daerah semakin punah dikarenakan bahasa daerah jarang digunakan.
Dalam kuliah umum ini disampaikan tentang inisiatif strategis badan bahasa dalam pelestarian bahasa daerah di era digital dengan pengembangan penerjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah dan antarbahasa daerah.
“Salah satu tantangan utama dalam perlindungan bahasa daerah adalah kesenjangan komunikasi antara penutur bahasa Indonesia dan punutur bahasa daerah serta antarpenutur bahasa daerah yang berbeda.
Baca juga: Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa KNB Ikuti International Student Summit 2024
Badan bahasa tengah menginisiasi proyek penerjemahan dari bahasa indonesia ke bahasa daerah dan sebaliknya, serta antarbahasa daerah. Proyek ini bertujuan untuk memperluas aksesibilitas informasi diantara komunitas multibahasa.
“Proyek penerjemahan ini diharapkan dapat memfasilitasi pertukaran informasi dan pengetahuan antar komunitas bahasa di indonesia, serta mempromosikan penggunaan bahasa daerah di berbagai ranah,” tuturnya.
Baca juga: ITBM Balik Diwa Makassar dan OK OCE Kerja Sama Tingkatkan Kapasitas Wirausaha Mahasiswa
Sebagai informasi, sejak diluncurkan pada tanggal 13 Juni 2024, tercatat 319.743 guru telah bergabung dalam kegiatan ini. Saat ini, rangkaian kegiatan PembaTIK 2024 telah sampai pada level 4, dimana 30 besar peserta terbaik dari masing-masing Provinsi di Indonesia akan mengikuti Level Berbagi dan Berkolaborasi yang dilaksanakan mulai tanggal 20 – 31 Oktober 2024.*