
GlobalReview-Jakarta- Di masa yang akan datang akan banyak perubahan teknologi yang dihasilkan oleh para peneliti untuk memenuhi tuntutan zaman. Oleh karenanya ke depan seorang peneliti harus paham akan kebutuhan yang akan diperlukan. Seorang peneliti sejatinya memiliki kreativitas tak terbatas dan inteligensi yang kreatif, sehingga harus mampu memperkirakan kebutuhan inovasi dan teknologi di masa depan.
- Baca Juga : Festival Danau Poso 2022 dibuka hari ini
Menurut Ketua Umum Asosiasi Inventor Indonesia (AII), Prof. (R) Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., Ph. D, INV, para inventor memiliki kreativitas yang tidak terbatas dan memiliki inteligensi yang kreatif, sehingga inventor itu harus mampu memperkirakan kebutuhan inovasi dan teknologi di masa depan. “Inventor itu harus bisa memperkirakan sekian tahun yang akan datang apa yang dibutuhkan, dari situ dia bekerja sekarang, karena tidak bisa kan sebulan dua bulan, inventor melakukan invensi, dia perlu waktu,” kata Didiek Hadjar Goenadi dilansir antara.com.
Sejatinya Didiek Hadjar Goenadi tak menginginkan invensi yang diciptakan oleh inventor tidak bermanfaat, karena ada teknologi lain yang muncul dan lebih canggih. Jangan sampai begitu kegiatan penelitian selesai dan menghasilkan invensi ternyata tak berguna lagi. “Jangan asal membuat penelitian menghasilkan invensi, kemudian ditawar-tawarkan, padahal belum tentu itu memiliki potensi pasar yang cukup,” kata Didiek Hadjar Goenadi.
Didiek Hadjar Goenadi mengatakan sebaiknya inventor tidak melakukan penelitian atau invensi bila hasil penelitiannya kelak tidak bermanfaat secara ekonomi, utamanya memenuhi permintaan pasar. Jadi, sebelum melakukan penelitian, inventor itu harus sudah berpikir untuk menghasilkan teknologi yang mampu menciptakan manfaat ekonomi, sehingga bisa merawat teknologinya dengan perlindungan paten, yang membutuhkan biaya pemeliharaan. Karena sebenarnya, dalam melakukan penelitian, inventor itu harus bisa menjawab manfaat dan sasaran pengguna sehingga hasil penelitiannya layak dikomersialisasikan. “Kalau tidak bisa menjawab itu, jangan lakukan invensi, itu percuma, karena tidak bisa memberikan satu manfaat ekonomi,” tutur Didiek Hadjar Goenadi.*
