GlobalReview-Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi bersama Google resmi membuka program Bangkit 2024 batch 2, pada Selasa (10/9). Pada tahun kelima Bangkit ini, sebanyak 4.636 mahasiswa dari 400 kampus terpilih dari total 45.841 pendaftar se-Indonesia. Para peserta akan mengikuti program pembelajaran mandiri di bidang teknologi digital selama 900 jam pelajaran.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Abdul Haris mengungkapkan bahwa program Bangkit tidak hanya melanjutkan tradisi inovasi dalam pendidikan tinggi tapi juga mempertegas komitmen dalam memperkuat relevansi kurikulum pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri.
“Di era digital yang dinamis, terdapat kebutuhan mendesak untuk talenta yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja,” ungkap Haris pada Pembukaan Program Bangkit 2024 Batch 2 secara daring di Youtube Ditjen Diktiristek, Selasa (10/9).
Lebih lanjut Haris menjelaskan program Bangkit menekankan pada pengembangan keterampilan teknis yang relevan dengan kebutuhan industri, seperti machine learning, mobile development, dan cloud computing. Mulai dari tahun 2024 ini, program Bangkit juga dilengkapi dengan kurikulum kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI).
Baca juga: Program Kosabangsa 2024 Tingkatkan Kemandirian Masyarakat di Puluhan Wilayah Prioritas
“Dengan fokus pada keterampilan praktis, program ini memastikan bahwa lulusan siap menghadapi tantangan teknologi saat ini dan beradaptasi dengan perkembangan masa depan,” kata Haris.
Program studi independen bersertifikat yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka ini menjadi upaya Kemendikbudristek untuk mendukung visi mencetak talenta digital berkualitas yang siap bersaing di tingkat global. Program ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menemukan dan mengembangkan kompetensi diri untuk memulai karier digital di masa depan.
Melalui program Bangkit, Haris berharap agar mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin dan memaksimalkan fasilitas serta pengalaman belajar yang tersedia. “Kami berharap para peserta dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan keterampilan mereka dan siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks,” tutupnya.
Baca juga: Kerjasama BNET Academy dan SMK, Persempit Gap Kompetensi
Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, Putri Alam menyampaikan bahwa program Bangkit sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 untuk mengembangkan potensi SDM digital khususnya di bidang AI.
“Untuk menjadi negara yang tangguh, mandiri, dan inklusif di 2045 dibutuhkan SDM yang mahir menguasai AI sebagai teknologi masa depan,” tutur Putri.
Putri berharap para peserta terpilih Bangkit 2024 batch 2 dapat memanfaatkan program ini untuk mendapatkan pembelajaran terkait teknologi, AI, soft skill, dan bahasa Inggris dari para pengajar yang mayoritas berasal dari industri.
Baca juga: Halal Food Exhibition, Kolaborasi OK OCE-Universitas Al Azhar Bantu Akses Pemasaran Bagi Pelaku UMKM
Selama lima tahun program ini berjalan, Bangkit telah terbukti memberikan dampak positif bagi para lulusannya. Putri menyebut lebih dari 74 persen lulusan Bangkit mendapat pekerjaan pasca menyelesaikan program.
“Lewat Bangkit, kini Indonesia punya 20 ribu talenta digital yang baru yang menyandang 106.417 spesialisasi di bidang machine learning, mobile development, cloud computing,” imbuh Putri.*