Connect with us

Kesehatan

RS PON Mahar Mardjono Gelar Rokuya Tanikawa Live Microneurosurgery Course

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Mahar Mardjono, Jakarta menggelar Rokuya Tanikawa Live Microneurosurgery Course yang melibatkan sekitar 70 dokter bedah saraf dari berbagai rumah sakit di Indonesia.

GlobalReview, Jakarta – Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Mahar Mardjono, Jakarta menggelar Rokuya Tanikawa Live Microneurosurgery Course yang melibatkan sekitar 70 dokter bedah saraf dari berbagai rumah sakit di Indonesia, pada Sabtu (24/5/2025).

Kegiatan yang menghadirkan pakar bedah saraf dunia Prof Rokuya Tanaikawa tersebut dilakukan bersamaan dengan diluncurkannya  layanan unggulan Pusat Moyamoya dan Penyakit Serebravaskuler Kompleks.

Baca juga: Wamenkes Hadiri acara ASEAN Japan Medical Devices Regulatory Training 2025

Moyamoya merupakan jenis kasus yang cukup langka. Namun meski langka, kasus penyempitan di arteri pembuluh darah di otak ini tidak boleh dianggap ringan karena dapat memicu terjadinya stroke terutama pada orang-orang berusia muda.

Direktur Utama RS PON dr Adin Nulkhasanah Sp,S, MARS, mengatakan pelatihan microneusurgery merupakan kelanjutan dari berbagai pelatihan bedah saraf yang digelar RS PON. Kali ini pelatihan bedah saraf difokuskan untuk penanganan kasus moyamoya.

Baca juga: Menteri PKP dan Menkes Mulai Serahkan Kunci Rumah Subsidi Bagi Tenaga Kesehatan, Bidan dan Perawat

“Bedah saraf moyamoya merupakan jenis tindakan operasi yang sangat rumit. Kami menghadirkan pakar dibidangnya untuk memberi pelatihan kepada dokter-dokter di Indonesia,” kata dr Adin.

RS PON sebagai rumah sakit rujukan nasional yang mengampu rumah sakit-rumah sakit lain di Indonesia menggelar pelatihan Microneurosurgery dengan menghadirkan Prof. Rokuya Tanikawa dari Jepang. Prof Tanikawa merupakan pakar bedah saraf dunia yang sudah banyak memberikan pelatihan di berbagai negara.

“Profesor Tanikawa adalah salah satu pakar di dunia di bidang bedah saraf dan ini pertama kali beliau datang ke Indonesia untuk memberikan pelatihan,” ujar dr Adin.

Baca juga: RSAB Harapan Kita Sambut Kunjungan Sosial Yayasan Puteri Indonesia

Melalui pelatihan microneurosurgery, dr. Adin berharap layanan moyamoya bisa dilakukan di rumah sakit lainnya di luar RS PON.

“Kami ingin bagaimana layanan ini bisa dikembangkan agar semua masyarakat Indonesia bisa mengakses dan mendapatkan layanan yang sama dengan yang ada di RS PON,” tegasnya.

“Sejak layanan moyamoya kami buka, kami secara aktif mencari kasusnya, dan RS PON sudah menangani sekitar 70 kasus dalam setahun ini,” tutup dr. Adin. *

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Kesehatan