GlobalReview, Jakarta – Dalam rangka memperingati Bulan Kesadaran Kanker Payudara 2025, RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) melalui Tim Tata Kelola Pengembangan Pelayanan dan Pengampuan Kanker Terpadu menyelenggarakan kegiatan sarasehan bertajuk “Bincang Asik Seputar Kanker: Kolaborasi di Bulan Pedull Kanker Payudara” berlangsung di Hall RSCM Kiara, Jumat (17/10). Acara dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari para dokter ahil onkologi, tenaga kesehatan, komunitas penyintas kanker, serta masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap isu kesehatan perempuan.
Baca juga: Atasi Kanker Payudara, Kemenkes Perkuat Literasi Kesehatan Masyarakat
Kanker payudara hingga saat ini masih manjadi kanker dengan angka kejadian tertinggi baik di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, kanker payudara menyumbang sekiter 1 dar 8 kasus kanker baru di dunia, dan menjadi penyebab kematian akibat kanker tertinggi pada perempuan.
Direktur Utama (Dirut) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Supriyanto Dharmoredjo menyampaikan di Indonesia, lebih dari 70 ribu kasus baru kanker payudara terdiagnosis setiap tahun, dengan sebagian besar pasien datang dalam stadium lanjut.
Baca juga: AI dan Digitalisasi Jadi Kunci Percepat Perizinan Tenaga Kesehatan di Indonesia
“Kondisi ini menunjukkan pentingnya peningkatan kesedaran masyarakat terhadap deteksi dini dan akses terhadap layanan onkologi yang komprehensif,” kata Supriyanto.
Melalui kegiatan ini menurutnya, RSCM mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya deteksi dini, diagnosis tepat waktu, serta tata laksana komprehensif dalam upaya pengendalian kanker payudara.
Baca juga: Digitalisasi Perizinan SDM Kesehatan
Pendekatan ini sejalan dengan tiga pilar utama strategi eliminasi kanker payudara sesual dengan The Global Breast Cancer Initiative = World Health Organization (WHO), yaltu:
1, Promosi Kesehatan & Deteksi Dini, Meningkatkan kesadaran sehingga 60% kasus kanker payudara dapat terdiagnosis pada stadium I atau Il,
2. Diagnosis Tepat Waktu: Memastikan proses evaluasi klinis, pencitraan, sampling, dan patologi dapat diselesaikan dalam 60 hari,
3. Tata Laksana Komprehensif; Manargetkan 80% pasien manjalani pengobatan muttimodalitas secara tuntas dan kemball produktif di masyarakat.
Baca juga: WHO dan UNFPA Soroti Layanan Kesehatan yang Lebih Aman bagi setiap Bayi dan Anak di Indonesia
Selain sesi ilmiah, sarasehan ini juga menghadirkan penyintas kanker payudara yang berbagi kisah perjuangan dan pengalaman hidupnya selama menjalani pengobatan. Cerita-cerita inspiratif tersebut memberi makna lebih dalam terhadap pentingnya dukungan sosial dan emosional daiam proses penyembuhan Melalui dialog dua arah antara dokter, penyintas, dan peserta, forum ini menciptakan ruang komunikasi yang empatik dan edukatif, sekaligus menjadi wadah berbagi pengetahuan dan motivasi bagi masyarakat agar lebih pedull terhadap deteksi dini kanker.
Sebagai kelanjutan dari kegiatan ini, RSCM juga menggelar serangkaian acara lain sepanjang Oktober 2025. Di antaranya:
• Podcast “Bincang Asik Seputar Kanker” Sebuah bincang interaktif bersama para ahli onkologi di bidang kanker payudara yang membahas teknologi terkini dalam diagnosis dan penatalaksanaan kanker payudara.
• Webinar Medis (Sabtu, 25 Oktober 2025) Webinar yang membahas pendekatan diagnosis, tata laksana sistemik, bedah, dan radioterapi dengan
teknik modern dalam penanganan kanker payudara, diikuti oleh tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia.
• Skrining Payudara (USG) Gratis (27-31 Oktober 2025) Pemeriksaan payudara menggunakan USG oleh dokter berpengalaman, sebagai upaya deteksi dini kanker payudara bagi masyarakat umum.
• FGD dengan RS Ampuan Regional (Jumat, 30 Oktober 2025) Focus Group Discussion dengan lima rumah sakit ampuan dan berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi bersama dalam meningkatkan mutu layanan kanker payudara di seluruh Indonesia.
Baca juga: Indonesia dan Arab Saudi Perkuat Hubungan Bilateral di Bidang Kesehatan
RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional mengedepankan pelayanan kanker secara multidisiplin dan holistik. Oleh karena itu, kegiatan ini juga menjadi sarana informasi bagi masyarakat dengan menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, antara lain: Bedah Onkologi, Hemato-Onkologi Medik, Onkologi Radiasi, Radiologi, Patologi Anatomi, Rehabilitasi Medik, Psikiatri, Gizi Klinik, Kedokteran Okupasi, dan Tim Paliatif RSCM.
Ketua Tim Tata Kelola Pengembangan Pelayanan dan Pengampuan Kanker Terpadu RSCM, Soehartati Gondhowiardjo menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menekan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia.
la menyatakan bahwa deteksi dini dan tata laksana yang tepat waktu merupakan langkah paling efektif untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.
“Kolaborasi lintas sektor antara tenaga kesehatan, komunitas, pasien, dan masyarakat luas merupakan fondasi penting untuk mencapai target eliminasi kanker payudara secara nasional,” jelasnya.
Soehartati berharap kegiatan ini dapat menggerakkan lebih banyak pihak untuk berperan aktif sehingga akses terhadap layanan deteksi dan pengobatan kanker dapat semakin merata dan efektif di seluruh Indonesia.
“Dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan, rangkaian kegiatan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kepedulian, memperluas akses layanan, serta memperkuat jejaring penanganan kanker payudara di tanah air,” tutupnya. *












