Sido Muncu Raih Penghargaan Mitra Swasta Predikat Gold dalam Genting Collaboration Summit 2025

Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat menerima Penghargaan Mitra Swasta Predikat Gold dalam Genting Collaboration Summit 2025 dari Kemendukbangga/BKKBN.
Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat menerima Penghargaan Mitra Swasta Predikat Gold dalam Genting Collaboration Summit 2025 dari Kemendukbangga/BKKBN.

GlobalReview, Jakarta – PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) meraih Penghargaan Mitra Swasta Predikat Gold dalam Genting Collaboration Summit 2025 yang digelar Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Rabu (10/12).

Baca juga: Komunitas Angkringan dan Penjual Jamu Diundang Khusus Kunjungi Pabrik Sido Muncul

Penghargaan ini diberikan langsung Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, kepada perwakilan perusahaan yang dinilai berperan signifikan dalam menurunkan risiko stunting di Indonesia.

Sido Muncul dinilai layak meraih penghargaan kategori gold berkat kontribusinya dalam memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada keluarga berisiko stunting secara konsisten dalam tiga tahun terakhir.

Baca juga: Sido Muncul Berbagi Kasih Kepada 1000 Anak Yatim dI Jakarta, Salurkan Bantuan Senilai 200 Juta Rupiah

Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, hadir langsung untuk menerima penghargaan tersebut. Ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada penyelenggara atas apresiasi yang diberikan, sekaligus menegaskan Sido Muncul akan terus mendukung program perbaikan gizi dan kesehatan keluarga di Indonesia.

“Terima kasih kepada Kemendukbangga/BKKBN dan seluruh penyelenggara acara ini. Kami merasa terhormat karena usaha kecil yang kami lakukan mendapat apresiasi. Penghargaan ini semakin memotivasi Sido Muncul untuk terus berkontribusi dalam upaya penurunan stunting,” ujar Irwan.

Baca juga: HAI Fest 2025, RSPON Prof Dr dr Mahar Mardjono Raih Tiga Penghargaan

Irwan juga mengapresiasi penyelenggaraan Genting Collaboration Summit 2025 yang mengangkat tema “Sinergi untuk Negeri, Wujudkan Indonesia Bebas Stunting”. Ia menilai acara ini penting sebagai wadah kolaborasi antar-pemerintah, pelaku industri, tenaga ahli, dan masyarakat.

“Acara seperti ini penting karena memberikan ruang bagi kita semua untuk bekerja bersama. Stunting bukan hanya tugas pemerintah. Dunia usaha, media, akademisi, semua punya peran. Saya senang bisa menjadi bagian dari upaya bersama ini,” ungkapnya.

Baca juga: Diagnostik Genetik MODY Resmi Hadir di RSCM: Terobosan untuk Diabetes Usia Muda

Program penanganan stunting dari Sido Muncul telah membantu 864 anak Indonesia melalui skema pemberian Rp 500 ribu per bulan selama enam bulan, yang disalurkan langsung ke rekening para ibu penerima manfaat.

Data penerima diperoleh dari puskesmas dan diverifikasi ulang oleh tim Sido Muncul untuk memastikan ketepatan sasaran. Skema tunai dipilih perusahaan karena dianggap lebih cepat, efisien, dan memberikan keleluasaan bagi keluarga untuk membeli makanan serta kebutuhan bergizi bagi anak.

Baca juga: AI dan Digitalisasi Jadi Kunci Percepat Perizinan Tenaga Kesehatan di Indonesia

“Bantuan tunai itu lebih efektif. Sampainya pasti cepat, dan langsung ke ibu. Tidak ada yang lebih sayang anak dibanding ibunya sendiri,” tegas Irwan.

Irwan mengatakan, perusahaannya sengaja menghindari bantuan dalam bentuk makanan karena proses distribusi membutuhkan biaya besar dan berpotensi menimbulkan masalah seperti penyimpanan serta risiko penyalahgunaan.

“Kalau dalam bentuk makanan, ongkosnya banyak dan rawan masalah. Kalau uang, langsung sampai, tidak perlu lewat kelurahan, tidak perlu biaya tambahan,” ujarnya.

Selain bantuan tunai, Sido Muncul juga berkontribusi melalui produk-produk kesehatan seperti Anak Sehat dan Tolak Angin Anak yang mendukung peningkatan nafsu makan dan kesehatan anak.

“Ada anak yang tidak suka makan karena memang tidak sehat. Di situ peran produk-produk kesehatan bisa membantu,” kata Irwan.

Irwan menilai stunting tidak hanya terjadi karena faktor ekonomi, tetapi juga kondisi kesehatan anak.

Irwan juga menyoroti pentingnya program keluarga berencana yang kembali digencarkan BKKBN. Menurutnya, memiliki anak dalam jumlah ideal adalah bentuk tanggung jawab dan kasih sayang orang tua terhadap kualitas hidup anak.

“Kalau anaknya lima atau delapan, pasti kualitas hidupnya menurun. Zaman sudah berubah. Menurut saya, punya dua anak itu bentuk cinta. Supaya orang tua bisa benar-benar merawat anaknya,” ujar Irwan.

Ia menilai pengendalian jumlah kelahiran penting agar generasi muda Indonesia tumbuh lebih sehat dan tidak menjadi beban di masa depan. *