Opini  

Statistik Timnas Indonesia vs Lebanon: 81% Penguasaan Bola, 0% Gol

Ramadhan Sananya, striker Timnas Indonesia/Foto:fbandriansaputra

GlobalReview-Jakarta-Lagi, Timnas Indonesia menang penguasaan bola. Kali ini saat Timnas Senior jumpa Lebanon, operan kaki ke kaki para seniman sepakbola Indonesia menguasai lapangan, sampai-sampai Lebanon kebingungan sendiri. “Parkir bus” dan main kasar jadi solusi. Tapi esensinya sebenarnya bukan menang penguasaan bola tapi menang gol.

Tulisan di bawah ini menarik disimak dan enak dibaca. Bagaimana harapan besar pecinta sepakbola Indonesia mengharapkan kemenangan. Kemenangan yang akan membawa kepercayaan diri yang tinggi terbang bersama Garuda.

Selamat membaca…

Statistik Timnas Indonesia vs Lebanon: 81% Penguasaan Bola, 0% Gol

Oleh: Andrian Saputra*

Timnas Indonesia mendominasi total. Bayangkan, 81 persen penguasaan bola. Itu angka yang biasanya cuma kita lihat di pertandingan antara klub top Eropa melawan tim kampung. Tapi bedanya, hasil akhir malam ini di Gelora Bung Tomo: 0–0. Nol gol, nol shot on target.

Baca juga: Harumkan Nama Indonesia Janice Tjen Menangkan WTA Tour, Singkirkan Unggulan di Debut Sao Paulo

Selama 90 menit, Miliano Jonathans dkk. rajin main oper-operan: 619 umpan, akurasinya 88 persen, peluang tercatat ada enam. Statistik di atas kertas terasa mewah. Tapi sepak bola tidak pernah memberi poin untuk sekadar penguasaan bola. Yang dicatat cuma satu: berapa kali bola masuk ke gawang.

Baca juga: Survei Membuktikan, Ternyata 28% Wisatawan Menggunakan AI Untuk Travelling

Di kubu lawan, Lebanon hanya 19 persen pegang bola, cuma bikin 4 tembakan, tapi setidaknya 1 di antaranya tepat sasaran. Ironisnya, itu sudah lebih baik daripada 9 tembakan Garuda yang semuanya melayang tanpa arah.

Patrick Kluivert memilih menenangkan publik. Katanya, yang penting tim sudah dominan, punya spirit juang, tinggal urusan penyelesaian akhir. Oke, terdengar manis. Tapi di balik manisnya kata-kata, ada pahit yang tidak bisa disembunyikan: produktifitas gol masih seret.

Baca juga: Alasan Adrian Wibowo Diragukan Bela Timnas Indonesia Saat Hadapi Lebanon

Laga ini sekaligus jadi sinyal campuran: positif karena Indonesia bisa mengontrol permainan, tapi juga warning keras. Sebab Oktober nanti, lawan di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 jelas bukan Lebanon tim yang “parkir bus” saja sudah bikin striker Garuda buntu.

Singkatnya, malam ini kita belajar satu hal: menguasai 81 persen bola itu percuma kalau hasil akhirnya masih nihil. Statistik boleh bikin bangga, tapi papan skor tetap bikin geleng-geleng kepala.

Baca juga: Peringkat FIFA Timnas Indonesia Usai Kalahkan Taipei

Harapan rakyat cuma satu: jangan sampai 81 persen bola hanya berakhir jadi 100 persen kekecewaan.

Garuda sudah mengepak, tinggal satu yang ditunggu: terbang tinggi, bukan sekadar mengepak sayap di tempat.

*Konten kreator, pencinta sepakbola