GlobalReview-Bekasi-PT Summarecon Agung Tbk tidak mengkhawatirkan kenaikan tingkat inflasi dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), padahal tingkat inflasi itu sejatinya bisa mengancam sektor properti yang berpotensi semakin menekan potensi pasar. Suku bunga KPR saat ini merupakan rekor paling rendah dalam sejarah di Indonesia. Kalaupun nantinya Suku Bunga KPR akan berubah pada akhir tahun, besarannya diperkirakan masih masuk akal untuk bisnis properti.
Optimistis emiten properti yang berkode SMRA ini dibuktikan dengan tetap mengembangkan proyek barunya (Township Development) seluas 437 hektar di Summarecon Crown Gading (SCG) di Tarumajaya, Bekasi.
Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P. Adhi di sela-sela Media Preview mengatakan tingkat inflasi 4,84 persen dan 7 Days Reverse Repo Rate BI 4,25 persen, masih bisa dikendalikan (manageable).
“Kami sangat optimistis Indonesia akan tetap manageable. Setelah pandemi Covid-19 usai, kami justru merasakan properti pulih cepat (rebound), demikian juga dengan daya beli masyarakat,”kata Adrianto pada Rabu (12/10/2022).
Optimisme tersebut juga didasarkan pada sejarah dan tren suku bunga KPR yang sering terjadi selama ini, dimana hal tersebut tidak serta merta terkerek naik walaupun 7 Days Reverse Repo Rate BI sudah bergeser 25 basis poin. Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate ini biasanya digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru karena bisa cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil.
Terkait klaster baru yang dikembangkan perusahaan di sejumlah kawasan milik perseroan di Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Bogor, dan Summarecon Bandung hingga saat ini masih banyak diminati konsumen.
Diantara klaster baru tersebut untuk di Summarecon Serpong bahkan hanya dalam waktu satu hari, produk properti yang ditawarkan terjual habis tak tersisa. Kondisi ini menjadikan Summarecon Serpong per 30 September 2022 berkontribusi sekitar 51℅ terhadap pencapaian marketing sales perusahaan yaitu senilai Rp3,5 triliun dari target total Rp5 triliun.
Kondisi saat ini untuk ranah bisnis properti pasca melandainya covid-19 masih tetap menjanjikan. “Indikasi ini baik. Kita semua harus menyamakan persepsi bahwa industri properti pasca pandemi makin bagus. Bahkan, selama pandemipun, tetap bagus,” jelas Adrianto.*