GlobalReview-Bogor-Pada tahun 2025, PT Summarecon Agung Tbk masih tetap optimistis daya beli di sektor properti masih tinggi, termasuk pasar kelas atas. Walaupun pada tahun depan, pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Menurut Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Indra Widjaja Antono, dalam keterangannya, Selasa (17/12), keyakinan ini dibuktikan dengan tingginya minat konsumen terhadap produk-produk properti di kawasan Bogor yang dikembangkan Summarecon, mulai dari Ruko komersil dan hunian. Untuk Ruko, Summarecon sukses menjual Ruko Centeria Square, sebanyak 53 unit yang dipasarkan dengan harga berkisar antara Rp1,9 hingga Rp4,6 miliar/unit, sehingga menghasilkan pendapatan senilai Rp117 miliar hanya dalam waktu 2 jam.
Baca Juga: Ruko Centeria Square dan Ruko The Maple Hills Milik Summarecon Bogor Ludes Dibeli Konsumen
Sedangkan untuk hunian premium The Maple Hills, ludes terjual hanya dalam waktu 1 jam saja, dengan harga mulai dari Rp7,5 hingga 8,5 miliar/unit. Produk ini dipasarkan secara terbatas hanya sebanyak 14 unit dan menghasilkan pendapatan total Rp103 miliar. Sehingga bila ditotal hingga Desember 2024, Summarecon mencatatkan penjualan hunian dan ruko barunya di Bogor, Jawa Barat, senilai Rp220 miliar.
Baca Juga: Pentingnya Keseimbangan Antara Sektor Padat Karya dan Sektor Teknologi
Indra juga menjelaskan bahwa, selain daya beli kelas atas yang masih tinggi, lokasi yang strategis, sangat menentukan nilai. Bogor merupakan wilayah penyangga Jakarta yang bisa menjadi tujuan bisnis dan investasi.
Selain infrastruktur serta transportasi massal yang menunjang, iklim dan suasana juga menjadi daya tarik wilayah tersebut. Pengembang properti yang berkode emiten SMRA ini berkomitmen mengembangkan Summarecon Bogor menjadi sebuah kota terpadu yang terintegrasi dengan sejumlah fasilitas terbaik di dalamnya.*
