Connect with us

Investasi

Summarecon Raih Peringkat idA+ dari Pefindo, Prospek Peringkat Perusahaan Stabil

Produk properti besutan Summarecon/Foto: Istimewa

GlobalReview-Jakarta-PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon), memperoleh peringkat idA+ dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Peringkat idA+ tersebut diperoleh Summarecon untuk obligasi yang diterbitkan perseroan berdasarkan ikhtisar peringkat di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Peringkat idA+ itu menurut penilaian Pefindo mencerminkan posisi pasar perusahaan properti yang berkode emiten SMRA yang kuat di dalam industri properti, kualitas aset yang baik dan pendapatan berulang yang cukup.

Baca Juga : Raih Keberkahan Ramadhan, PT Pertamina Gelar Road Show CSR

Peringkat idA+ yang diberikan Pefindo ke Summarecon ini dibatasi risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan paparan terhadap perubahan kondisi makroekonomi. Prospek peringkat perusahaan itu adalah stabil. Peringkat idA+ bisa saja dinaikkan asalkan Summarecon menunjukkan pertumbuhan pra penjualan pemasaran pengembangan properti, ditambah peningkatan pendapatan segmen pendapatan berulang akan menghasilkan pendapatan dan EBITDA lebih tinggi serta didukung profil keuangan lebih baik.

Namun sebaliknya, peringkat idA+ perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti, properti investasi serta leisure dan hospitality ini juga bisa diturunkan jika korporasi membukukan pra penjualan lebih rendah dari target dan progres penyelesaian pembangunan properti lebih lama dari yang diperkiraan. Bahkan peringkat idA+ juga dapat berada di bawah tekanan jika perusahaan mencatat utang lebih besar dari proyeksi sehingga mengakibatkan struktur permodalan lebih agresif.

Baca Juga : Kemnaker Sidak ke Perusahaan, Pastikan THR Dibayarkan ke Pekerja

Dikutip dari ikhtisar peringkat SMRA, Efek yang memperoleh peringkat idA+ adalah Obligasi Berkelanjutan III Summarecon Agung Tahap II Tahun 2019 Seri B dan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2022. Masing-masing efek itu akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 dan 8 Juli 2027. SMRA harus meningkatkan pendapatan dari segmen pendapatan berulang yang akan menghasilkan pendapatan dan EBITDA lebih tinggi. Selain itu, profil keuangan perseroan harus lebih baik.

Baca Juga : Menko PMK Ajak Pemudik Bersalawat agar Perjalanan Aman dan Diberkahi

Peringkat SMRA pun dapat turun jika perusahaan membukukan pra penjualan yang lebih rendah dari target. Progres penyelesaian pembangunan properti yang lebih lama dari perkiraan, sehingga menyebabkan pengakuan pendapatan tidak mencapai target, juga akan memengaruhi pemeringkatan. “Peringkat juga dapat berada di bawah tekanan jika perusahaan mencatatkan utang yang lebih besar dari proyeksi, yang mengakibatkan struktur permodalan yang lebih agresif,” tulis Pefindo.

Berdasarkan catatan Per 31 Desember 2022, pemegang saham Summarecon terdiri dari Semarop Agung 33,83 persen, Harto Djojo Nagaria 0,13 persen, Liliawati Rahardjo 1,44 persen dan publik 64,60 persen. Sedangkan untuk proyek properti utama Summarecon saat ini berlokasi di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, Bogor dan Crown Gading.*

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Investasi