GlobalReview-Jakarta – Sepanjang tahun 2023, ini beberapa pengembang properti tanah air sudah mulai melakukan ekspansi bisnisnya keluar dari zona nyaman. Mereka fokus ekspansi bisnis ke luar wilayah Jabodetabek dan Surabaya.
Meluasnya ekspansi bisnis ini kata
Analis CGS-CIMB Sekuritas Baruna Arkasatyo dalam risetnya dikutip Selasa, (11/12/2023) sebagai akibat katalis positif dari meluasnya ruang ekspansi hingga implementasi insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian rumah.
Baca Juga: Perkuat Transparansi dan Akuntabilitas, BKKBN Percepat Pengadaan Barang dan Jasa 2024
Salah satu pengembang properti ternama yang juga turut berekspansi adalah PT Summarecon Agung Tbk, perusahaan yang berkode emiten SMRA.
Baruna Arkasatyo mengatakan bahwa selain SMRA yang terimbas
katalis positif pada akhir 2023 ini adalah perusahaan properti PT Ciputra Development Tbk berkode emiten CTRA, dan PT Pakuwon Jati Tbk yang berkode emiten PWON.
Baca Juga:Pemangku Kesenian dan Kebudayaan se-Indonesia Gelar Pertemuan Musyawarah Nasional
Diyakini perluasan bisnis ini akan membantu perusahaan untuk merealisasikan dan mencapai pertumbuhan prapenjualan yang lebih tinggi lagi bila dibandingkan dengan rata-rata industri secara keseluruhan.
Baruna mengatakan adanya insentif dari pemerintah terkait pemberlakuan insentif PPN rumah Ditanggung Pemerintah (DTP) atas penyerahan rumah tapak dan susun dengan harga terbesar Rp5 miliar diperkirakan juga akan menjadi salah satu pendorong meningkatnya kinerja SMRA dan perusahaan emiten properti lainnya. Hal ini dapat terlihat seperti tahun 2021-2022 dimana kala itu, insentif pemerintah bisa memperbaiki net gearing yang membuat neraca perusahaan menjadi lebih sehat.
Baca Juga:Tanah Warga Berau Dirampas, Ketum DPP GPSH Minta Presiden Jokowi Turun Tangan
“Neraca perusahaan yang sehat akan membuat perusahaan mampu meningkatkan pendapatannya secara berulang melalui akuisisi atau membangun aset. Kontribusi pendapatan berulang yang lebih tinggi dan karena stabilitas pendapatan yang lebih baik, menurut pandangan kami memerlukan penggandaan penilaian yang lebih tinggi,” jelas Baruna.
Seperti diketahui bahwa sepanjang
Januari-September 2023, SMRA telah mencetak laba bersih sebesar Rp653,02 miliar atau melesat 110,87% YoY. Dengan demikian, pendapatan perusahaan yang telah mengembangkan 8 kawasan Kota Mandiri di Indonesia ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 20,63% YoY menjadi Rp5,08 triliun.
Baruna juga menambahkan bahwa SMRA memiliki peningkatan return on equity (ROE) dan valuasi yang menarik, SMRA juga didukung oleh peningkatan pendapatan berulang kontribusi dan ROE sebagai katalis potensial.*