![](https://www.majalahglobalreview.com/wp-content/uploads/2023/03/IMG_20230317_011805.jpg)
GlobalReview-Jakarta-Talas, sejenis umbi-umbian yang kaya gizi dan mudah diolah menjadi beragam camilan ini memiliki fakta menarik yang jarang orang ketahui. Talas-pun punya banyak jenis.
Di seluruh dunia, jenis talas setidaknya ada 300 jenis. Namun hingga saat ini hanya sekitar 60 – 70 jenis saja yang masih ada. Ada banyak istilah untuk umbian ini diantaranya cocoyam, dasheen dan eddo.
Baca Juga: Rayakan HUT Ke 53, Sharp Indonesia Gelar Kompetisi Menulis
Dilansir dari halodoc, talas diduga berasal dari Asia Tengah Selatan lalu menyebar ke seluruh dunia. Menjelang 100 SM talas ditanam di Cina dan Mesir.
Talas kini dimanfaatkan beragam kue yang juga menjadi panganan khas dari berbagai wilayah dunia. Di China Talas digunakan sebagai bahan dasar kue. Di Afrika Barat, digunakan untuk membuat hidangan pokok fufu. Di Hawaii, Talas diparut dan dicampur santan atau dikukus menjadi kue yang disebut kulolo. Sedangkan di Indonesia, Talas sering dijumpai direbus atau dibuat bermacam kue sebagai kudapan.
Baca Juga: Gianni Infantino Kembali Terpilih Jadi Presiden FIFA 2023-2027
Tak hanya digunakan sebagai kudapan, Talas juga bisa diblender dimanfaatkan sebagai sumber minuman. Bahkan talas juga bisa ditambahkan ke masakan seperti semur dan sup untuk menambah tekstur, rasa dan nutrisi.
Namun demikian, talas tidak dianjurkan dikonsumsi mentah sebab pada talas mentah ada kandungan kalsium oksalat yang memiliki efek samping merugikan.
Baca Juga: Kinerja Saham Summarecon (SMRA) Hingga Akhir 2023 Diperkirakan Alami Kenaikan
Efek mengkonsumsi talas mentah diantaranya sensasi terbakar dan iritasi di tenggorokan atau gatal di tangan bila tidak dicuci bersih. Jadi, untuk menghindari reaksi itu, kenakan sarung tangan saat memasak atau rendam dengan soda kue. Konsumsi talas berlebihan dapat memicu pembentukan batu ginjal dan asam urat. *
![](https://www.majalahglobalreview.com/wp-content/uploads/2024/09/logo_global_review.png)