
GlobalReview-Jakarta – Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN Tavip Agus Rayanto mengatakan BKKBN dalam upaya penurunan kasus stunting adalah melakukan kombinasi intervensi spesifik dan sensitif berupa pemberian makanan yang berasal dari bahan pangan lokal dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung KB (Keluarga Berkualitas).
Baca juga : BKKBN Gelar Rakortek Program Pembangunan Keluarga Tahun 2023
“Salah satu upaya perbaikan gizi adalah melalui edukasi dan perbaikan konsumsi pangan ibu hamil, menyusui dan balita dari berbagai pangan yang tersedia, bergizi dan terjangkau dengan citarasa yang sesuai dengan selera mereka,” ucapnya usai acara Launching Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk Ibu Hamil dan Balita di Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Menurut Tavip, Indonesia kaya akan sumberdaya pangan yang diproduksi, diperjual-belikan dan tersedia di Indonesia, yang sering disebut sebagai pangan lokal Indonesia atau pangan nusantara.
Baca juga :Dorong Pertumbuhan Industri Farmasi, Kemenkes Susun Aturan Hilirisasi Farmasi
Sebagaimana diketahui dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 bahwa penurunan prevalensi Stunting Balita di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Selain itu, target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) adalah menghapuskan semua bentuk kekurangan gizi pada tahun 2030. Sedangkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, saat ini telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari 30,8% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi 27,67% tahun 2019.
Baca juga : Menko PMK Minta Pemda Alokasikan APBD untuk Tangani Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
“Kami berharap ibu hamil, ibu yang mau hamil, ibu yang baru menyusui, semua bisa mendapatkan perhatian untuk mendapatkan nutrisi produk olahan dari DASHAT ini yang sehat sehingga di Kampung KB tidak ada ibu yang mau hamil, mau nikah tidak dapat teratasi kondisi kesehatannya atau gizinya sebelum dia hamil, begitu juga pada saat bayi lahir perhatikan komplemen makanan tambahan selain Air Susu Ibu (ASI).Maka di Kampung KB DASHAT tidak ada bayi-bayi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang terlantar tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang untuk makanan tambahannya ,” tutup Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN Tavip Agus Rayanto. *
