Connect with us

Budaya

Vatunonju, Desa Bersejarah Zaman Batu di Sigi, Sulawesi Tengah

Sebelum berada di desa Vatunonju, batu-batu megalitik ini sebenarnya berada di dalam hutan belantara dengan berselimut rerambatan pohon/Foto: IG@sultengvibes

GlobalReview-Jakarta-Sulawesi Tengah bisa dikatakan negeri 1.000 megalitik, pasalnya banyak batu-batu dan arca peninggalan purbakala ditemukan di kawasan ini. Ada patung batu (Menhir), Kalamba, Sarkofagus, Lumpang batu dan masih banyak lagi yang lainnya. Batu-batu tersebut tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Tengah diantaranya ada di Lembah Bada, Lembah Besoa, Lembah Napu, Bangga dan Vatunonju.

Baca Juga : Sharp Tingkatkan Kesadaran Peduli Lingkungan Siswa Sekolah di Surabaya

Adalah Lumpang batu atau yang biasa dikenal dengan nama Vatunonju dalam bahasa setempat (bahasa Kaili) merupakan nama sebuah desa bersejarah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Letaknya sekitar 25 kilometer di Selatan Kota Palu.

Nama Desa Vatunonju ini diilhami oleh adanya situs purbakala peninggalan nenek moyang zaman Batu atau zaman Megalitikum yang telah ada sejak 2.000 tahun sebelum masehi.

Baca Juga : Kelalaian Karyawan Atas Pelanggaran Data Khawatirkan Perusahaan di Asia Pasifik

Sebelum berada di desa Vatunonju, batu-batu megalitik ini sebenarnya berada di dalam hutan belantara dengan berselimut rerambatan pohon.

Lumpang Batu, dulunya digunakan nenek moyang, manusia purba untuk menumbuk hasil pertanian menanam palawija. Pada tahun 1984, Taman Megalitik Vatunonju, dipugar oleh Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah.

Baca Juga : Menkeu Sri Mulyani Tegaskan Komitmen Dukungan Pemerintah Terhadap Dunia Usaha

Di Taman Megalitik di desa Vatunonju ada sekitar tiga belas (13) Lumpang Batu yang terkumpul dengan ukuran yang berbeda. Namun secara keseluruhan di Sulawesi Tengah ada sekitar 1.451 arca atau bebatuan dari zaman purbakala, sehingga tak heran daerah ini disebut sebagai negeri 1.000 megalitik.

Dilansir dari akun instagram @sultengvibes, desa Megalitik Vatunonju telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai daerah atau situs Cagar Budaya Taman Megalitikum Vatunonju. Dahulu sekitar tahun 1898 peneliti asal Belanda, Dr. Kruyt menemukan daerah ini dengan segala bebatuan zaman purbakala. Vatunonju sendiri dijadikan nama Desa baru pada tahun 1983 bersamaan dengan ditetapkannya kawasan itu sebagai objek sejarah, daerah Cagar Budaya.*

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Budaya