Connect with us

Lokawisata

Wisata Bali Menggeliat Tapi Tetap Ada Tantangannya

I Nyoman Suwamana Wahyu Putra, CEO Dijiwa Sanctuaries, saat Anniversary The Café Lotus Ubud yang ke 40/Foto: Istimewa

GlobalReview-Jakarta-Tingkat kunjungan wisatawan ke provinsi Bali di awal 2024 alami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali tahun 2023 meningkat hampir mendekati sebelum terjadinya pandemi covid-19. Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat ada 10 juta orang wisatawan domestik dan 5, 3 juta orang wisatawan asing yang datang ke Bali. Upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan juga dilakukan Dinas Pariwisata Bali dengan menyusun Bali Calender of event 2024, di mana di tahun ini akan ada sekitar 58 event terdiri dari 48 event seni budaya, 4 event sport dan 6 event MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions).

Baca Juga : Indahnya Pantai Siuri, Destinasi Wisata Memukau di Poso Berpasir Coklat Keemasan

Membaiknya situasi wisata di Bali juga diakui pelaku industri di Bali. Menurut I Nyoman Suwamana Wahyu Putra, CEO Dijiwa Sanctuaries-Hotel Management Company yang berbasis di Bali, situasi wisata di Bali pada awal tahun 2024 masih menunjukkan pemulihan bertahap setelah masa pandemi. Meskipun telah ada peningkatan jumlah wisatawan, terutama domestik, Bali masih menghadapi beberapa tantangan, termasuk perubahan dalam perilaku konsumen dan aturan perjalanan yang berubah-ubah. Masuknya tahun politik Indonesia menambah kompleksitas dalam pemandangan bisnis, karena kebijakan politik dan kestabilan politik dapat berdampak pada industri pariwisata secara keseluruhan.

Baca Juga :Sapphire Sky Hotel & Conference BSD -Tangerang – Sambut Tahun Baru Imlek 2575

Imbasnya bagi perusahaan/industri, khususnya hotel operator, kata Wahyu adalah peningkatan tingkat hunian secara bertahap. Meskipun belum mencapai level optimal, ada peningkatan dari tahun sebelumnya. Namun, tantangan tetap ada dalam mengelola kembali operasi usaha dalam konteks yang terus berubah. Perubahan kebijakan perjalanan, protokol kesehatan yang ketat, dan fluktuasi permintaan menjadi hal-hal yang perlu ditangani pelaku bisnis dengan cermat.

Baca Juga :Netralitas Kampus dalam Pemilu: Peran Universitas Mercu Buana dalam Pesta Demokrasi Tahun 2024.

“Dalam menghadapi peta persaingan antar pelaku bisnis, kami sebagai hotel operator fokus pada inovasi dalam pelayanan, pengalaman tamu yang unik, dan peningkatan keamanan serta kesehatan. Kami menyesuaikan strategi pemasaran dan menjalin kemitraan yang kuat dengan pihak terkait untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar yang terus berubah. Hingga akhir tahun, prakiraan untuk industri wisata di Bali tetap optimis meskipun tetap diwarnai oleh ketidakpastian terkait situasi global serta kondisi dalam negeri yang terjadi saat ini,”ungkap Wahyu kepada Redaksi, Minggu,11/2/24.

Baca Juga :Dukung Pariwisata Tanjung Balai Karimun Kemenhub Upayakan Bandara Raja Haji Abdullah Dapat Didarati Pesawat Berbadan Lebar

Sementara itu terkait dengan pengenaan pajak hiburan yang mendapat tanggapan minor dari pelaku usaha, lalu kemudian di anulir pemerintah dan ditunda, Wahyu sebagai pelaku usaha menyatakan bahwa penundaan pemberlakuan pajak oleh pemerintah adalah positif bagi perusahaan. Hal ini memberikan ruang bagi perusahaan untuk memperkuat modal dan strategi dalam menghadapi tantangan ekonomi yang terus berubah.

Baca Juga :Ciptakan Solusi Transaksi Digital, BNI Raih Penghargaan Best Banking API Solution in Indonesia

“Meskipun situasi politik dan ekonomi Indonesia memunculkan ketidakpastian, hotel operator yang dapat beradaptasi dengan cepat dan tetap fokus pada kebutuhan tamu dapat tetap berhasil di tengah-tengah tantangan ini,”pungkas Wahyu.*

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Lokawisata