CEO  

I Nyoman Redana : Tak Takut Miskin Dengan Berbagi  Ilmu ke Bawahan Demi Kemajuan Desa Swan Villas and Spa

GlobalReview-Gianyar-Perjalanan nasib seseorang tiada yang tahu, semua mengalir atas kuasa Tuhan, sang penentu arah kehidupan. Begitu sepertinya perjalanan seorang I Nyoman Redana, GM Desa Swan Villas and Spa, vila eksotik dengan privat pool di kawasan Keramas, Bali.

Tahun 1996 merupakan awal perjalanan karier pria yang akrab disapa Nyoman ini di industri perhotelan “Sebelum seperti sekarang, di tahun 1996, adalah tahun dimana saya memulai petualangan di industri hospitality,”ungkap Nyoman dalam keterangannya kepada Redaksi tentang perjalanan karirnya.

“Tahun 1996 saya mulai training di The Legian, Seminyak, Bali, materinya adalah pendidikan di bidang housekeeping. Tapi begitu saya training di Legian, Direktur saya bilang, bahwa tidak cocok di bagian housekeeping. “Kamu mendingan ke restoran saja,”jelas Nyoman menirukan arahan Direkturnya.

Dari Legian sinilah kemudian pengalaman Nyoman berlanjut. Pengalamannya lebih banyak di restoran. Namun karena merasa ada keterbatasan dalam hal penguasaan ilmu tentang restoran, Nyoman terus belajar, entah dari teman-temannya ataupun dari buku-buku tentang food & beverage.

Baca Juga: Desa Swan Villas and Spa, Resor Mewah di Tepi Pantai Keramas yang Memikat Dunia

“Karena di bangku kuliah tidak mendapatkan pelajaran itu, saya terus belajar, dan bersyukur setelah 3 bulan bekerja, langsung probation di staf restoran dan itu merupakan suatu kebanggaan. Dari situ saya belajar lagi kepada senior-senior yang kebetulan baik-baik. Terakhir, saya mendapatkan posisi supervisor bar and restoran,” ungkap lulusan Manajemen Pariwisata Indonesia (Mapindo), Denpasar, tahun 1997 ini.

Swan Restaurant tempat dimana Nyoman berkiprah di industri kuliner/Foto: Istimewa

Namun demikian, capaian kerja yang diterima pria kelahiran 2 Mei tahun 1976, belumlah membuat dirinya puas. Karenanya pada saat itu, ketika ada rekan yang mengajaknya bekerja ke Seychelles di Afrika sebagai Butler, Nyoman tertarik dan menerimanya.

Baca Juga: BRI KC Tanah Abang Gelar PHS BRI Periode I Tahun 2023 “Pede Raih Peluang”

“Setelah saya pelajari dan pertimbangkan, akhirnya tahun 2004 saya merantau ke Afrika sebagai Senior Butler di  MAIA Luxury Resort & Spa Mahe, Seychelles, dekat Madagaskar. Walaupun dengan ilmu yang terbatas di bidang Butler, saya terus belajar dasar-dasar Butler. Di sini, saya bertahan selama 5 tahun, untuk selanjutnya kembali pulang ke Bali,”ungkap Nyoman.

Sesampainya di Bali, pria yang pernah mendapatkan penghargaan  The best employee of the month, October 1999 di The Legian Bali, tetap berkarir di industri perhotelan di kawasan Ubud dengan menjadi Head Butler/Assistant Resort Service Manager di The Samaya Luxury Villas and Spa, Ubud,  Bali selama setahun. Setelah itu, Nyoman pindah ke Como Group, Como Shambala Estate sebagai Room Division Manager di bawah GM. Di sinilah, Nyoman bertemu dengan salah satu owner hotel asal China yang akan membuka hotel baru di China dengan target market VIP, orang terpandang dunia.

Baca Juga: Peringkat Indonesia pada PISA 2022 Naik 5-6 Posisi Dibanding 2018

“Akhirnya saya resign untuk mengurus visa agar bisa pergi ke China. Saat itu, butuh waktu untuk mengurus administrasinya karena tempatnya di Surabaya. Saya sempat pindah ke Jimbaran dan Nusa Dua, Bali. Setelah 6 bulan urus visa kerja, bolak-balik Surabaya akhirnya keluar visa dan saya resign dari de bale restoran lalu saya pergi ke China,”jelas pria yang pernah mengenyam pendidikan di SMAN 7 Denpasar.

Di China kata Nyoman, tantangannya luar biasa, dirinya banyak belajar tentang etos kerja karena begitu sampai di China, satu kata yang tidak akan pernah dilupakannya adalah There is no sunset in China. “Setelah beberapa Minggu baru saya mengerti bahwa di Cina kerja satu hari 24 jam. Bos saya itu, orang besar di Cina, beliau juga seorang arsitektur dan dosen di Shanghai. Kadang-kadang waktu senggangnya ya jam 12.00 malam sampai jam 03.00 pagi. Jadi bisa berdiskusi dengan saya di saat jam itu,”ungkap Nyoman yang pernah menjabat Corporate Deputy General Manager di
Villafound Culture and Retrea, Shenzen, China.

Baca Juga: Kampus di Bawah APPTHI Kerjasama Dengan Universitas di Spanyol dan Portugal Rangkul KBRI Perkuat Basis Internasional

Hotel berbintang di China tersebut belum tertangani secara maksimal karena masih ada kekurangan dan berbagai pertimbangan hingga akhirnya Nyoman kembali ke Indonesia.

“Setelah dipanggil beberapa kali oleh kepolisian China karena visa kerja yang expired, akhirnya saya pesan tiket dari Shanghai menuju Kuala Lumpur untuk pulang ke Bali. Sengaja saya tak informasikan kepulangan saya. Baru setelah tiba di Kuala Lumpur, saya telpon bos dan menyatakan sudah kembali pulang. Tanggapan bos hanya mengingatkan bahwa uang 1 bulan gaji saya akan dibayarkan sambil meminta saya melengkapi administrasinya,”papar Nyoman yang kemudian menerima gajinya dengan senang.

Baca Juga: Di COP28 Dubai, Pertamina Sampaikan Panas Bumi Merupakan Energi Terbarukan Paling Potensial

Pulang dari China, Nyoman sempat istirahat selama 4-5 bulan di rumah dan berpikiran untuk tidak terjun lagi di industri hospitality tetapi lama-kelamaan berat badannya bertambah karena tak ada kesibukan. “Badan saya jadi gemuk sekitar 82 kg pada saat itu, biasanya 76-80 kg saja. Ini membuat saya berpikir untuk bergerak melakukan kegiatan. Karena duduk santai, tidak ada yang memaksa saya untuk bergerak, apalagi olahraga. Dan akhirnya pada waktu itu, saya sempat jalan-jalan ke Kintamani ngopi di situ. Istri foto saya dan tag di Facebook,”ujar Nyoman.

Tak dinyana tak disangka, salah seorang owner Desa Swan Villas and Spa melihat fotonya dan bertanya dirinya yang sudah kembali ke Bali. “Owner bertanya ke saya setelah melihat foto saya di FB. Beliau meminta saya untuk melihat propertinya di kawasan pantai Keramas, Bali. Saya masih bertanya-tanya sendiri, Keramas itu apa. Saya googling yang keluar malahan cara memberantas ketombe. Saya masih bingung tapi saya putuskan untuk menerima tantangan ini dengan mendatangi lokasi Desa Swan Villas and Spa di Keramas ini,”papar Nyoman.

Baca Juga: Jumlah Keluarga Berisiko Stunting 2023 Turun Signifikan, BKKBN Gelar Forum Satu Data Keluarga

Singkat cerita pada saat itu sekitar tahun 2019, setelah “interview” sebagai formalitas Nyoman diminta mengirimkan CV dan November tahun 2019, dirinya kerja lagi, namanya dulu Desa Pramana Swan. Nyoman datang ke Desa Swan Villas and Spa.

“Pertama kali datang, saya melihat masih banyak yang perlu dibenahi. Kolam renang yang hijau, taman yang tak tertata apik, maintenance kurang rapi dan layanan yang menurut saya juga perlu ditingkatkan. Karena gregetan dengan kondisi yang ada dan berkeinginan untuk memperbaikinya. Akhirnya setelah pulang, saya infokan ke CEO bahwa saya akan ambil tawaran ini dan menyatakan bersedia menerima tantangan ini,”jelas Nyoman.

Nyoman melihat sebenarnya Desa Swan Villas and Spa ini sudah  bagus dan owner sudah jor-joran berinvestasi tetapi aura atau “darah”nya kurang hangat, masih dingin.

“Saya berpikir pasti ada something wrong pengelolaannya. Saya lihat wisatawan asal India datang menginap tapi siangnya pergi pakai kendaraan sewaan lewat aplikasi untuk cari makanan India, begitu juga tamu dari China datang, tidur kemudian setelah breakfast pergi cari kuliner a’la Chinese food ke tempat lain. Jadi, saya berpikir gimana caranya para tamu tetap stay tidak ke mana-mana, semua tersedia disini. Saya inginkan ini jadi one stop shoping,”papar Nyoman.

Salah satu cara untuk tetap membuat tamu stay kata Nyoman dibuatlah beragam acara yang menarik dan pemenuhan menu-menu yang disesuaikan dengan keinginan tamu. Konsepnyapun tak lagi sama, bila sebelumnya villa ini dikemas hanya untuk melayani wisatawan honeymoon, kini berubah, dikemas menjadi lebih menarik lagi dengan layanan lebih maksimal dengan target beragam tamu.

Dalam memimpin operasional, pria yang menjadi tampuk pimpinan sebagai GM sejak Juni 2023 ini selalu menekankan kerja tim yang solid yang secara bersama-sama bisa seiring sejalan menuju kesuksesan bersama.

“Ibarat membawa satu barang berat ke Selatan, jalannya harus sama satu arah, tapi kalau ada anggota tim yang berbelok ke arah lain, tidak lurus sesuai arahan maka akan tidak bagus dan tak mencapai tujuan. Ini artinya anggota tim itu sudah keluar jalur. Yang begini akan diberi peringatan-peringatan, tapi jika sudah tak bisa berjalan bersama maka saya akan putuskan bahwa kita tak bisa berjalan bersama dan putus hubungan kerja. Saya mohon maaf, kita belum bisa melanjutkan kerjasama ini. Mungkin ini bukan tempat yang terbaik buat kamu. Jadi tidak ada chemistry antara manajemen dan karyawan. Bertolak belakang dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan,”ungkap Nyoman.

Baca Juga: Menparekraf Dorong Kabupaten Banggai Hadirkan Event Sport Tourism Perkuat Daya Tarik Wisata

Tapi sebaliknya, bila karyawan berhasil memenuhi target dan kinerjanya sesuai harapan maka akan diberikan reward atau penghargaan. Reward and punishment diberikan untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan kinerja. Tim yang dianggap berhasil dan sesuai dengan direction maka akan ada penghargaan atau reward. Bentuknya bisa berupa kenaikan basic salary, sertifikat employ of year.

“Ini sering saya lakukan, bahkan mempromosikan mereka untuk ke jabatan yang lebih tinggi. Semua karyawan di develop dari bawah Senior, Supervisor hingga Manager.

Dalam kesehariannya, Nyoman berprinsip tak pelit berbagi ilmu. Baginya sharing knowledge tidak membuat dirinya miskin. Nyoman berbagi ilmu kepada semua karyawan, bagaimana caranya menjual produk-produk yang ditawarkan kepada para tamu. Room kamar yang dulunya dijual Rp600.000 kini dijual dengan lebih memperhitungkan keuntungan yang sepadan sehingga bisa menutupi biaya operasional.

Baca Juga: Menko PMK: Kesehatan sebagai aspek utama mencapai Indonesia Emas 2045

“Ini menjadi prinsip saya. Orang bijak bilang bahwa tong perlu dikosongkan untuk mendapatkan hal yang baru. Ini saya lakukan sehingga bisa dilihat, tim-tim saya yang antusias dan bersemangat membantu saya dalam menjalankan operasional hotel,”ungkap ayah 4 orang putra ini.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *