GlobalReview-Jakarta – Kementerian Kebudayaan RI bersama Komite Festival Film Indonesia (FFI) periode 2024-2026 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi menyelenggarakan Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025. Berlokasi di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis malam (20/11/25).
Perayaan malam anugerah ini merupakan ajang pengumuman penghargaan tertinggi bagi para insan perfilman tanah air, setelah sebelumnya melewati proses penjurian resmi mulai 9 September 2025 lalu. Dengan mengangkat tema “Puspawarna Sinema Indonesia”, FFI 2025 menekankan spirit keragaman warna, identitas, serta sudut pandang kreatif yang membentuk wajah perfilman nasional. Tema ini merefleksikan keberagaman genre, gaya bertutur, dan ragam pendekatan artistik dalam sinema Indonesia, pada proses penjurian dari karya-karya yang didaftarkan.
Baca juga: Bukan Karena Gelar Diskusi Penolakan Gelar Pahlawan Soeharto, Ini Penjelasan UTA’45 Damar Diskorsing
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang turut menghadiri Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2025, pun menyebutkan satu hal yang patut dirayakan malam ini adalah semakin kayanya keberagaman genre dalam dunia perfilman kita, yang tidak hanya didominasi genre tertentu, namun semakin luas spektrum yang dihasilkan baik drama sosial, film dengan narasi lokal yang kuat, kepahlawanan dan sejarah, fiksi ilmiah, hingga film dokumenter.
“Ke depan, saya berharap semakin banyak film Indonesia yang mengangkat narasi kepahlawanan dan sejarah bangsa. Karya-karya yang memperkuat identitas nasional,
menumbuhkan kebanggaan, serta mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi muda,” ujarnya.
Menbud turut menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Kebudayaan berkomitmen memastikan bahwa warisan budaya Indonesia tidak hanya terjaga, tetapi juga dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat jati diri bangsa, mempererat persatuan nasional, dan memberikan kontribusi bagi peradaban dunia.
Selanjutnya Menteri Fadli Zon, turut menyampaikan capaian-capaian yang membanggakan dunia perfilman tanah air, bioskop Indonesia mencatat hingga November 2025 lebih dari 75 juta penonton yang menikmati film Indonesia. Serta menurutnya yang lebih membanggakan, yakni film-film Indonesia berhasil menguasai sekitar 70% pangsa pasar box office nasional.
“Berbagai capaian malam ini merupakan wujud semangat kolektif, keberagaman bangsa, dan kekayaan narasi yang menjadi denyut nadi kebudayaan kita. Mari kita jadikan malam ini momentum untuk memperkuat komitmen bersama memajukan perfilman Indonesia. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan semangat yang tak pernah padam, sinema Indonesia akan terus menjadi kekuatan yang menyatukan, menginspirasi, dan mengangkat martabat bangsa,” tutup Menbud.
Ketua Komite periode 2024-2026, Ario Bayu, menyampaikan semangat yang diusung FFI adalah “Puspawarna Sinema Indonesia” karena sadar bahwa kekuatan film tidaklah tunggal. Setiap cerita, setiap sudut pandang adalah kepingan mozaik yang membentuk narasi besar tentang Indonesia. Menurutnya kita sedang menyusun bersama sebuah sejarah kolektif tentang siapa kita, di mana kita berdiri, dan ke mana kita melangkah. Tahun ini, kita menyaksikan bagaimana sinema Indonesia tumbuh dengan keragaman yang semakin kaya, puspawarna dari budaya dan imajinasi; serta perspektif yang berbeda-beda namun berpadu dalam satu ruang yang sama, yaitu layar.
“Mari kita jadikan malam ini sebagai sebuah refleksi bahwa di tengah hingar-bingar dunia yang semakin cepat, di tengah arus yang tak terbendung, kita para pekerja film Indonesia memiliki peran yang begitu penting. Tidak sekadar menghibur, tetapi juga menjaga martabat kemanusiaan, melestarikan warisan budaya, dan menyalakan obor kritik sosial yang
mencerahkan,” ujarnya.
Baca juga: Konsep Belajar Matematika Gembira Hapus Stigma Pelajaran yang Menakutkan
Turut hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, yakni Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo; Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta;
Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Khusus Menteri Bidang Media dan Komunikasi Publik, Muhammad Asrian Mirza; Ketua Lembaga Sensor Film RI, Naswardi; dan jajaran Kementerian Kebudayaan.
Selain itu juga turut hadir yakni: Didit Hediprasetyo; Wakil Gubernur D.K Jakarta, Rano Karno; Duta besar Perancis, Fabien Penone; serta para artis dan juga insan perfilman Tanah Air.
Penyelenggaraan anugerah Festival Film Indonesia telah mengukuhkan posisi FFI sebagai standar penilaian perfilman nasional yang kredibel, transparan, dan profesional.
Proses penjurian telah melibatkan 80 anggota Akademi Citra, 13 asosiasi profesi perfilman, serta Dewan Juri Akhir. Berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu: seleksi awal, rekomendasi akademi citra, penetapan nominasi oleh asosiasi, dan penjurian akhir oleh dewan juri. Pada sejumlah tahap, metode evaluasi mengkombinasikan penilaian berbasis skor atau voting dengan diskusi kualitatif.
Penyelenggaraan Malam Anugerah FFI 2025 terasa istimewa karena menandai perayaan usia ke-70 tahun FFI sebagai cerminan kemajuan teknis dan keberagaman sinema nasional.*












