GlobalReview-Jakarta-Pemerintah Inggris meluncurkan misi dagang keamanan sibernya yang pertama di Indonesia. Acara yang diselenggarakan tanggal 27-29 OKtober 2025 bertujuan untuk memperdalam kerja sama pengamanan ekonomi digital Indonesia yang saat ini berkembang pesat. Selain itu, misi dagang ini juga membuka jalan menuju kemitraan strategis antara Inggris-Indonesia yang baru.
Baca juga: Kuartal III 2025, Summarecon Catat Pendapatan Prapenjualan Rp3,57 Triliun
Berdasarkan keterangan tertulis Kedutaan Inggris di Jakarta, dikutip Redaksi, Senin, 27/10/25 dinyatakan dalam misi dagang ini ada 11 perusahaan unggulan dari Inggris, termasuk perusahaan keamanan siber inovatif dan inisitif akademis, untuk
membangun hubungan langsung dengan pemerintah, industri dan akademisi.
Selama mengikuti kegiatan misi dagang di Indonesia, delegasi Inggris akan mengikuti serangkaian kegiatan di sektor infrastruktur penting, yang
dirancang untuk membangun kolaborasi dan kemitraan praktis.
Kegiatan utamanya meliputi
acara business matchmaking yang menjadi sarana membangun hubungan antara komunitas bisnis Inggris dan Indonesia serta Forum Keamanan Siber Inggris-Indonesia, yang dihadiri
para ahli dari kedua negara untuk saling bertukar gagasan, membagikan praktik terbaik, dan mendiskusikan pendekatan kolaboratif untuk mengamankan infrastruktur kritis serta mengembangkan kompetensi siber.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey mengatakan misi ini menjadi penanda signifikan hubungan Inggris-Indonesia dalam sektor keamanan siber, dan membuka jalan baru untuk kolaborasi strategis dan komersial di tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Pelanggaran Kode Etik Di Atas Keputusan Kode Etik
“Inggris telah menunjukkan dukungannya terhadap usaha Indonesia untuk membangun tata kelola siber yang aman melalui Program Siber Indo-Pasifik, yang dipimpin oleh Strategi Siber Nasional Inggris (UK’s National Cyber Strategy).
“Melalui misi perdagangan ini, kami menghadirkan perusahaan siber unggulan dari Inggris, yang dikenal memiliki inovasi terkini dan kecanggihan teknis untuk menggali kesempatan dan memberikan dukungan bagi Indonesia dalam memperkuat ketahanan digital serta mengembangkan ekosistem keamanan siber di dalam peta jalan “Menuju Indonesia 4.0” yang ambisius,”ungkap Dominic.
Baca juga: Aston Kuta Perkuat Tim Kepemimpinan, sambut Nuasa Bayuaji Sebagai F&B Manager Yang Baru
Peta jalan ini kata Dominic diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi pemimpin ekonomi digital di tahun 2030. Bersama-sama, Inggris dan Indonesia dapat membangun sistem yang melindungi warga negaranya, memberdayakan pelaku usaha, dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis di era digital.
“Kami berharap dapat terus melanjutkan kolaborasi kedua negara, demi mencapai tujuan bersama yaitu pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bersama bagi Inggris dan Indonesia, di bawah kerangka Kemitraan Strategis yang akan ditandatangani oleh Presiden
Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Sir Keir Starmer beberapa minggu mendatang.
Baca juga: BULOG Komitmen Serap Gabah dan Beras dari Petani, Cabang Merauke dan Cabang Bombana Respon Cepat
Hal senada diungkapkan Rodney Berkeley, Direktur Infrastruktur dan Teknologi, Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris. Katanya, Inggris merupakan pemimpin global dalam keamanan siber, yang menaungi lebih dari 2.100 perusahaan dan 67.000 tenaga profesional siber, yang terus memberikan solusi terkini dan
terpercaya di berbagai sektor dan bidang keahlian.
“Sebagai eksportir produk dan layanan
siber terbesar ketiga di dunia, Inggris menggabungkan inovasi dengan standarisasi yang dijamin oleh pemerintah, yang menjadikan Inggris sebagai mitra terpercaya untuk transformasi digital yang aman,” ungkap Rodney.
Rodney mengatakan di Indonesia, Inggris bermaksud menjalin kolaborasi yang lebih dalam melalui Kemitraan Strategis Inggris-Indonesia, mendukung ketahanan siber dan pengembangan infrastruktur digital Indonesia.
Melalui solusi yang dirancang khusus serta program pengembangan kapasitas, Inggris siap untuk membangun kemitraan industri yang dapat mendukung berbagai inisiatif pemerintah Indonesia, termasuk program “100 Kota Pintar” dan Strategi Nasional untuk Kecerdasan Buatan.
“Misi perdagangan ini akan menjadi sarana untuk pertukaran teknologi, pengembangan kemampuan, serta perdagangan dan investasi, dan berkontribusi terhadap kemakmuran,
peningkatan stabilitas dan kemitraan jangka panjang,” papar Rodney.
Baca juga: Perkuat Kompetensi Global, Bahasa Inggris Akan Wajib Pada Sekolah Dasar Mulai TA 2027/2028
Kesebelas organisasi Inggris yang berpartisipasi dalam misi perdagangan Siber adalah : 1. Age Check Certification Scheme ; 2. ASA Group/KKG Security; 3. Athenian Tech Limited; 4. BAE Systems Digital Intelligence; 5. CyBOK; 6. Darktrace; 7. Friday Initiatives; 8. Goldilock; 9. ITM Systems; 10. Safeware/Glasswall dan 11. Secatr.*










