Menuju Harap dari Mamuju: Dirjen Dikti Menyambangi 107 Mahasiswa Penerima KIP Kuliah di Universitas Tomakaka

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek, Khairul Munadi di Kampus Universitas Tomakaka, Mamuju Sulawesi Barat/fto: hms

GlobalReview-Jakarta — Sekuntum harap yang tak retak. Ketika satu anak menjejakkan kaki di bangku perguruan tinggi, bukan hanya mimpi pribadinya yang bertunas. Tetapi juga mimpi sebuah keluarga, sebuah komunitas, bahkan sebuah negeri yang perlahan terangkat.

Sebab sekuntum harap yang tak retak itulah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek, Khairul Munadi mengunjungi Universitas Tomakaka untuk menemui dan memberi semangat kepada 107 mahasiswa penerima Beasiswa KIP Kuliah, sekaligus mengadakan diskusi kolaboratif dengan pimpinan perguruan tinggi se-Sulawesi Barat pada Jumat (7/11). Kegiatan ini berlangsung di Aula Utama Universitas Tomakaka dan dihadiri juga oleh Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Andi Sulaiman, Rektor Universitas Tomakaka, pejabat akademik, serta para mahasiswa penerima KIP Kuliah.

Dalam sambutan pembuka, Dirjen Dikti menggarisbawahi peranan strategis pendidikan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Ia meminta agar seluruh pemangku kepentingan merawat pandangan jangka panjang terhadap investasi pendidikan.

“Pendidikan adalah pilar utama yang mempertemukan harapan dan masa depan. Karena itu, program seperti KIP Kuliah bukan semata bantuan biaya, tetapi jembatan yang memungkinkan mimpi menjadi nyata. Kita ingin memastikan bahwa setiap anak, dari kota sampai pelosok, berhak dan mampu menjejakkan langkah di perguruan tinggi. Dari sini, kita membangun manusia, membangun cita, membangun bangsa,” tegas Dirjen Khairul Munadi.

Baca juga: Kemendikdasmen Perkenalkan Rumah Pendidikan pada Forum EduTech Asia 2025 di Singapura

Dirjen juga mengajak untuk mengubah persepsi yang kadang tersemai di tengah masyarakat, bahwa setelah lulus sekolah menengah langsung memasuki dunia kerja, tampak lebih cepat mendatangkan hasil.

“Percayalah, hasil dari pendidikan jauh lebih lestari. Apa yang diperoleh melalui bangku kuliah sering kali berbuah dalam jangka panjang, peluang kerja yang lebih baik, posisi yang lebih strategis, serta kualitas hidup yang meningkat. Ketika satu anak dari sebuah keluarga dapat mengenyam pendidikan tinggi, ia tidak hanya sedang membangun masa depannya sendiri, melainkan turut mengangkat derajat keluarga dan lingkungannya,” ujarnya lagi.

Pada kesempatan yang sama Rektor Universitas Tomakaka menyambut baik langkah pemerintah dan menegaskan komitmen institusi untuk membuka akses pendidikan yang merata.

“Pendidikan adalah jalan untuk mengentas kemiskinan, karenanya komitmen kami adalah memastikan bahwa kesempatan ini terus terbuka, bahwa setiap anak di Mamuju yang memiliki tekad untuk belajar tidak terhalang oleh keadaan,” demikian kata Rektor, seraya menyampaikan apresiasi kepada Ditjen Dikti dan LLDIKTI atas dukungan yang berkelanjutan.

Baca juga: Komitmen Pengajar Hukum Adat Upgrade Materi dan Metode Pengajaran Agar Relevan Dengan Tantangan Global

Sementara itu Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Andi Sulaiman, menekankan bahwa penyerahan beasiswa harus dibaca sebagai awal dari kerja sistemik, bukan sekadar seremoni.

“Apa yang terjadi hari ini harus menjadi momentum untuk bangkit. Dengan segala keterbatasan yang kita miliki, kita tetap harus melangkah. Tantangan itu pasti ada, tetapi justru di situlah kesempatan untuk membuktikan bahwa kita mampu. Melalui pendidikan, kita membangun kepercayaan diri, kapasitas, dan masa depan,” ujar Andi Sulaiman.

Kunjungan Dirjen Dikti juga dirangkai dengan sesi diskusi antara Dirjen Dikti dan pimpinan perguruan tinggi se-Sulawesi Barat yang membahas strategi memperkuat akses, meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja, serta mempererat sinergi antara kampus dan dunia usaha. Pembicaraan menekankan pentingnya kampus yang inklusif, program pembelajaran yang adaptif, serta tidak adanya dikotomi ataupun disparitas antara PTN dan PTS.

Menutup pemaparannya, Dirjen Dikti berpesan kepada para mahasiswa agar senantiasa membangun mental models, yang dapat dipahami sebagai peta batin atau kompas internal dalam mengambil keputusan dan melangkah ke depan. Menurutnya mental models inilah yang akan menjadi penuntun cara berpikir, cara merespons perubahan, dan cara seseorang memaknai proses belajar sepanjang hayat.

Baca juga: Jejak Emas 15 Tahun Rudyono Darsono Bangkitkan UTA ’45 Jakarta dari Keterpurukan

Dirjen Khairul memperkenalkan sekurang-kurangnya lima mental models yang penting untuk ditanamkan sejak dini. Salah satu yang paling ditekankan adalah growth mindset atau pola pikir bertumbuh. Pola pikir ini memandang bahwa kemampuan seseorang tidaklah bersifat statis, melainkan dapat berkembang melalui latihan, pengalaman, dan keberanian untuk mencoba.

“Tanamkan mindset bertumbuh. Sebab segala kemampuan, baik keterampilan maupun kepemimpinan, bukan sesuatu yang jatuh dari langit begitu saja. Itu semua bisa kita bangun dan kembangkan. Dalam perspektif ini, tidak ada orang yang lahir dengan ‘DNA pemimpin’ secara otomatis. Kepemimpinan tumbuh dari cara kita berpikir, dari keuletan berproses, dan dari keberanian untuk terus belajar,” tutup Dirjen Dikti.*