GlobalReview, Jakarta – Universitas Nasional (UNAS) menggelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Program Sarjana, Magister, dan Doktor Periode II Tahun Akademik 2024/2025, di Jakarta International Convention Center (JICC), Sabtu (15/11). Sebanyak 864 wisudawan dan wisudawati resmi dikukuhkan oleh Rektor Universitas Nasional, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A.
Wisuda UNAS turut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, antara lain Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia yang juga Warga Kehormatan UNAS Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. dan Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, S.E., M.A.
Baca juga: UNAS Tolak Segala Bentuk Rasisme
Dalam pidatonya, Rektor UNAS menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada seluruh lulusan atas capaian akademik yang diraih.
“Hari ini menandai capaian yang istimewa, hasil dari ketekunan, kerja keras, serta doa yang tiada henti. Kebahagiaan dan kebanggaan atas keberhasilan ini juga patut disematkan kepada para orang tua dan keluarga yang dengan tulus memberikan dukungan, pengorbanan, serta kasih sayang sepanjang perjalanan studi para wisudawan,” ujarnya.
Baca juga: Jaga Lingkungan dan Perkuat Kerjasama, UNAS dan Kedubes Malaysia Tanaman Bibit Mangrove
El Amry melanjutkan UNAS berkomitmen untuk terus memperkuat budaya mutu dan tanggung jawab publik. Sepanjang periode Mei–September 2025, sebanyak 11 program studi berhasil meningkatkan peringkat akreditasi, dengan empat di antaranya meraih predikat Unggul, yakni Program Studi Informatika, Ilmu Keperawatan, Profesi Ners, dan Magister Manajemen.
UNAS juga menerima penghargaan dari LLDIKTI Wilayah III atas inovasi sinkronisasi sistem penjaminan mutu internal (SPMI-PPKPT) dan dipercaya menjadi pembina SPMI bagi 24 perguruan tinggi, mencerminkan keunggulan UNAS dalam tata kelola pendidikan tinggi.
Baca juga: UNAS dan Kedubes Malaysia Tanam 10.000 Bibit Mangrove di Kampung Bahari Nusantara Banten
Dari sisi reputasi eksternal, UNAS kembali menempati posisi unggulan dalam pemeringkatan EduRank dan UniRank 2025, baik di klaster Perguruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta maupun di tingkat nasional.
Lebih lanjut, Rektor UNAS menegaskan bahwa keunggulan akademik yang dicapai UNAS merupakan hasil dari sinergi antara potensi mahasiswa dan kualitas tenaga pendidik.
Ia menambahkan, komitmen UNAS tidak berhenti pada penerimaan mahasiswa berprestasi, tetapi diwujudkan melalui pengembangan ekosistem pembelajaran yang didukung oleh tenaga pengajar dan kependidikan unggul, termasuk program peningkatan kualifikasi serta kompetensi dosen secara berkelanjutan dengan tetap menjaga rasio dosen dan mahasiswa yang ideal.
Dalam rangka mewujudkan komitmen terhadap transformasi digital dan peningkatan mutu pendidikan, El Amry menegaskan bahwa UNAS terus membangun lingkungan belajar yang inspiratif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Baca juga: UNSIA Raih Peringkat Top 100 WURI untuk Universitas Terinovasi di Dunia
Ia menyampaikan bahwa universitas telah menghadirkan berbagai fasilitas modern seperti laboratorium berteknologi mutakhir, perpustakaan digital berakses global, serta ruang kelas interaktif berbasis smart classroom yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran yang imersif dan inovatif.
Pada tahun akademik 2024/2025, UNAS juga berhasil menyelesaikan implementasi lima sistem digital utama mulai dari Sistem Manajemen Pembelajaran berbasis Outcome-Based Education (OBE), ijazah dan transkrip digital dengan blockchain security code, hingga sistem manajemen kinerja dan integrasi data antar aplikasi.
“Capaian ini menandai babak baru transformasi digital UNAS serta memantapkan posisinya sebagai pelopor pendidikan berbasis teknologi di Indonesia. Komitmen tersebut memastikan fasilitas terbaik berpadu inovasi berkelanjutan agar mahasiswa memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin masa depan,” katanya.
Menutup pidatonya, Rektor berpesan kepada para wisudawan agar tetap menjunjung tinggi integritas dan semangat kolaborasi.
“Junjung tinggi integritas sebagai landasan utama, teruslah menggali ilmu sepanjang hayat dengan menguasai keterampilan digital dan sosial, rajut kolaborasi lintas disiplin serta jadilah pemimpin yang menghadirkan manfaat dan solusi bagi masyarakat,” pesannya.
Dalam pembekalannya, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., menegaskan bahwa budaya memiliki peran penting sebagai penuntun arah bangsa di tengah dinamika global yang terus berubah.
Fadli Zon melanjutkan bahwa dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, disrupsi teknologi, perubahan iklim, hingga meningkatnya disinformasi.
Menurutnya, situasi global yang tidak stabil menuntut generasi muda untuk memiliki pegangan nilai agar tetap mampu beradaptasi.
“Dalam kondisi dunia yang penuh ketidakpastian, budaya menjadi kompas. UNAS memiliki dua kata penting dalam identitasnya, yaitu ilmu dan kebudayaan. Keduanya harus berjalan bersama,” ujarnya.
Fadli Zon menekankan pentingnya memajukan budaya nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif, industri budaya, hingga soft power sebagai kekuatan baru bangsa.
“Budaya menjadi sumber ekonomi kreatif. Dari museum, seni, hingga pengetahuan tradisional. Semua dapat menjadi pintu untuk menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pelestarian budaya melalui riset, karya kreatif, maupun inovasi teknologi merupakan langkah strategis untuk memastikan nilai-nilai budaya tidak hanya terjaga, tetapi juga relevan dengan kebutuhan zaman. Penguatan intellectual property (IP) berbasis budaya juga menjadi sorotan penting agar warisan budaya dapat dilindungi dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Baca juga: RSCM Resmikan Program Code Stroke Komprehensif Berstandar Internasional
Sebagai Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyoroti pentingnya perspektif budaya dalam mempersiapkan para lulusan menghadapi tantangan masa depan.
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki mega-diversity budaya yang bukan hanya menjadi fondasi identitas, tetapi juga sumber daya strategis bagi pengembangan ekonomi kreatif nasional.
“Keberagaman mega-diversity budaya kita ini penting sebagai suatu fondasi, tapi juga sebagai sumber bagi cultural and creative economy ke depan,” jelasnya.
Ia mendorong generasi muda dan kalangan akademisi untuk aktif memajukan kebudayaan nasional sebagai modal pembangunan bangsa
Terkait dengan tantangan dunia kerja yang semakin dinamis.
Fadli Zon menekankan bahwa generasi muda harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Ia menilai bahwa perkembangan teknologi saat ini tidak lagi berjalan linear, tetapi memberikan quantum leap yang menuntut kesiapan generasi muda. Ia menegaskan bahwa teknologi harus digunakan untuk memperkuat budaya dan mengembangkan industri kreatif, bukan menghilangkan akar budaya.
Fadli Zon pun mengajak para wisudawan UNAS untuk terus berkreasi dan mengembangkan potensi diri dengan tetap memegang teguh nilai budaya bangsa, sekaligus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat agar tidak tertinggal dalam dinamika perubahan industri dan tuntutan dunia kerja modern.
Warga Kehormatan UNAS yang juga Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Yusuf Kalla, menyampaikan pesan khusus kepada para lulusan UNAS. Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya inovasi dan keberanian untuk memulai langkah kecil dalam menciptakan peluang kerja di tengah meningkatnya jumlah sarjana di Indonesia.
Dalam pesannya, Jusuf Kalla mengatakan bahwa perkembangan jumlah lulusan perguruan tinggi menuntut dunia kerja untuk semakin kompetitif.
Karena itu, ia mendorong para lulusan agar tidak hanya bergantung pada lapangan pekerjaan yang sudah ada, tetapi turut menciptakan ruang kerja baru melalui gagasan dan kreativitas.
“Banyaknya lulusan yang menjadi sarjana di Indonesia membuat lapangan pekerjaan harus punya inovasi. Mulailah dari yang kecil untuk membuat lapangan kerja. Semua dimulai dari yang kecil,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam membina mahasiswa secara optimal serta menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
“Perguruan tinggi harus mampu membina mahasiswa secara optimal dan melahirkan inovasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya. *












