Semester I 2025, Summarecon Bukukan Rp2,3 Triliun Prapenjualan

GlobalReview-Jakarta-Pada semester I tahun 2025, kinerja usaha PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) mencatatkan hasil yang positif, menyusul dibukukannya pendapatan prapenjualan (marketing sales) perseroan sebesar Rp2,2 triliun atau sekitar 44% dari angka target marketing sales yang sebesar Rp5 triliun hingga akhir semester II 2025.

Baca juga :Panglima TNI Ajak Capaja Jadi Agen Perubahan dan Penjaga Nilai Pancasila

Direktur Summarecon Agung Lydia Tjio dikutip Redaksi, Jumat, 18/7/25 mengatakan dari total 9 (sembilan) kawasan pengembangan perusahaan yang berkode emiten SMRA ini, 3 (tiga) teratas penyumbang terbesar prapenjualan adalah Summarecon Serpong sekitar 44%, Summarecon Bandung sekitar 14% dan Summarecon Gading sekitar 13%.

Baca juga :AirNav Indonesia Pertegas Komitmen Peningkatan Kualitas Pelayanan Navigasi di Forum ICAO

“Sisanya berasal dari enam township lainnya. Namun demikian Summarecon masih memiliki sejumlah produk-produk baru di pipeline yang akan diluncurkan hingga akhir tahun 2025. Untuk launching terdekat, akan ada ditawarkan produk rumah dan ruko dari kawasan kami,”kata Lydia.

Baca juga :Gairahkan Industri Manufaktur Nasional, Pelaku Industri Apresiasi Keberhasilan Presiden Prabowo dalam Negosiasi Tarif Impor ke AS

Hingga akhir semester II tahun 2025, Summarecon tetap optismis dan berusaha untuk dapat mencapai target marketing sales. Optimisme didasari banyaknya pilihan produk properti yang ditawarkan ke konsumen.

Summarecon juga menawarkan mix product yang terdiri dari bauran rumah, ruko, apartemen dan perkantoran yang letaknya di sembilan kawasan yang berbeda dengan harga yang terjangkau oleh segmen kelas menengah ke bawah maupun menengah ke atas.

Baca juga :Kedubes AS Dukung 12 Museum Indonesia Lestarikan Koleksi dan Perluas Akses

Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 16 Juli yang memutuskan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25%, juga menjadi salah satu alasan optimisme SMRA.

Penurunan suku bunga tersebut diperkirakan akan memberikan angin segar yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *