Komitmen Summarecon Terapkan ESG Risk Rating di Setiap Produk Properti yang Dibangunnya

GlobalReview-Jakarta-Environmental, Social, and Governance (ESG) Risk Rating saat ini telah telah menjadi faktor penting dalam penilaian kinerja perusahaan. Untuk memastikan keberlanjutan dan transparansi bisnis, banyak perusahaan di Indonesia kini telah mengadopsi ESG Risk Rating seiring meningkatnya tuntutan dari berbagai pihak seperti investor global, regulator dan pemangku kepentingan lainnya. Terkait dengan ESG Risk Rating, PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon) telah berkomitmen mengurangi jejak karbon dan keberlanjutan.

Baca juga:Loman Park Hotel, Destinasi Ideal untuk Bleisure dan MICE di Jantung Yogyakarta

Terkait dengan ESG Risk Rating, President Director Summarecon, Adrianto Pitojo Adhi saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis, 12/6/25 mengatakan, hingga tahun 2024, kategori ESG Risk Rating Summarecon adalah Medium Risk yang nilainya mencapai 27,8. Komitmen pada ESG Risk Rating dapat dilihat dalam tiap-tiap properti atau gedung-gedung yang dibangun oleh Summarecon seperti pusat perbelanjaan (mal) yang sudah memperhatikan konsep green building. 

Baca juga:Ukir Rekor, Summarecon Raih Laba Bersih Tertinggi Sepanjang Tahun 2024, Rp1,84 Triliun, Tebar Dividen Hingga Rp148 Miliar

“Di beberapa mal kami juga sudah ada solar panel, kemudian juga di property development. Lalu di klaster hunian telah menerapkan water treatment plant dimana waste water dari rumah tangga itu dimasukin ke satu treatment plant untuk dijadikan air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bukan untuk diminum. Ini untuk mengurangi pencemaran pada air tanah,”kata Adrianto. 

Adrianto mengatakan Summarecon sudah memiliki inisiatif untuk membangun banguan berkonsep hijau, walaupun belum didaftarkan atau disertifikasi green building. Karena biasanya, penerapan konsep hijau akan berdampak pada naiknya biaya investasi yang kisarannya bisa mencapai 30% hingga 35%. Oleh karenanya perlu juga pemerintah memberikan insentif bagi pengembang properti yang melakukan pembangunan berkonsep hijau.

Baca juga:Bank Dunia : Tahun 2025 Akan Ada Sejumlah Negara yang Pertumbuhan Ekonominya Minus

“Hingga saat ini masih perlu edukasi ke masyarakat Indonesia, karena sampai sekarang belum ada konsumen kita yang membeli rumah karena rumahnya itu mengikuti konsep green building, belum sampai di sana. Jadi edukasinya harus ke masyarakat dan pengembang yang membangun bangunan hijau harus diberikan satu inisiatif yang cukup sehingga apresiasi terhadap pembangunan green building itu bisa bergulir dan berjalan,”harap Adrianto.

Baca juga:Indonesia Tampilkan Kekayaan Budaya dan Kuliner di AAWAG 2025 “Jewels of Asia”

Dalam kesempatan tersebut, Adrianto juga mengatakan perusahaan yang berkode emiten SMRA ini sedang fokus pada pengembangan 9 (sembilan) kawasan kota terpadu yang tersebar di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bogor, Bandung, Karawang, Makassar, Crown Gading dan Tangerang. Dirinya optimis target penjualan sebesar Rp5 Triliun dapat tercapai walaupun saat ini masih terjadi pelemahan daya beli di industri properti. Namun, tak berdampak signifikan karena pangsa pasar SMRA adalah kalangan menengah atas yang punya daya finansial kuat.

Baca juga:Komandan Lanud Iskandar Letkol Pnb Nugroho Tri Widyanto, M.Han Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025

“Masih ada beberapa produk baru yang akan diluncurkan. Saya optimistis bisa mencapai target penjualan, apalagi saat ini ada kebijakan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) untuk membeli rumah yang juga akan meningkatkan penjualan,”pungkas Adrianto.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *