Connect with us

Global Review

Kepala BKKBN Semangati Tim Pendamping Keluarga untuk Turunkan Stunting

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG. (K) memberi semangat kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mewujudkan percepatan penurunan stunting. (dok. Humas)

GlobalReview-Jakarta – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG. (K) memberi semangat kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mewujudkan percepatan penurunan stunting.

Semangat tersebut disampaikan Hasto Wardoyo dalam Kelas TPK Hebat Seri III Tahun 2023 bertema “Mekanisme Kesehatan mekanisme rujukan dan optimalisasi ibu pasca persalinan dan ibu menyusui” yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta secara virtual dan Live Streaming melalui YouTube Channel @BKKBN Official pada Rabu (16/08/2023).

Baca juga: Menko PMK Minta Pemda Aktif Usulkan Kebutuhan Tenaga Kesehatan

“Semua Bapak dan Ibu TPK bisa belajar dan berdiskusi dengan para pakar, para pemangku kebijakan terkait dengan masalah bagaimana pendampingan keluarga, tata laksananya yang benar seperti apa, masalah-masalah kesehatan gizi termasuk rujukannya bagaimana,” kata Hasto.

“Kemudian bagaimana kita bisa memberikan KIE atau informasi dan edukasi yang kita harus tahu bagaimana mekanisme kerja TPK dan bagaimana juga kita mengenal bantuan-bantuan sosial yang ada di tengah masyarakat, agar kita bisa memberikan informasi kepada mereka dan satu hal yang penting juga jangan ditinggalkan adalah mengisi Elektronik Siap Nikah & Hamil (Elsimil), siapa yang mau menikah agar didampingi untuk mengisi,” tambahnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.E.,MT menyampaikan sambutannya saat membuka acara. Kelas TPK Hebat ini sangat penting dalam mendukung keluarga-keluarga di Indonesia mencegah stunting karena fase menyusui termasuk dalam fase 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi seorang anak.

Baca juga: Program Manunggal Air, Komitmen Kuat TNI AD Perangi Stunting

Nopian mengatakan kesehatan ibu pasca persalinan dan ibu menyusui merupakan prioritas utama dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan keluarga melakukan perawatan pasca persalinan dengan baik dan penting bagi para ibu. Sehingga ibu bisa menjalani aktivitas dengan nyaman termasuk menyusui bayi.

Upaya memberikan edukasi pendampingan dan psikolog sosial kepada ibu pasca persalinan menurut Nopian, sangatlah penting.

“Optimalkan pemanfaatan buku KIA yang didampingi kader untuk memantau Kesehatan ibu dan anak serta memperoleh berbagai informasi tentang pelayanan buku KIA sebagai standar pelayanan penyuluhan dan konsultasi Kesehatan, sehingga pelayanan ibu dan anak dapat diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan,” kata Nopian.

Baca juga: Menkes Bertemu Elon Musk Jajaki Kerjasama Penyediaan Akses Internet di Puskesmas Daerah 3T

Nopian juga menyampaikan dan mengapresiasi dedikasi serta kerja keras para TPK dalam memberikan pendampingan dan informasi pada ibu-ibu. Kemudian mekanisme rujukan juga merupakan poin penting dalam upaya memastikan kesehatan ibu dan bayi, kerjasama yang baik antara berbagai pihak mulai dari TPK, puskesmas, rumah sakit hingga spesialis anak.

“Hal ini, diperlukan untuk memastikan bahwa ibu dan bayi mendapatkan perawatan yang tepat dan tepat waktu. Peran rekan-rekan TPK dalam membantu keluarga memahami rujukan serta pendampingan mereka, proses ini sangatlah berarti dan strategis,” ujarnya.

“Selain itu optimalisasi gizi ibu pasca persalinan dan ibu menyusui merupakan faktor penting dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi. Edukasi tentang gizi yang seimbang dan dukungan dalam pemberian makanan yang tepat dapat membantu ibu memberikan ASI yang berkualitas serta memenuhi kebutuhan gizi,” jelas Nopian.

Pada kesempatan yang sama hadir juga Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak (Ditbalnak) BKKBN, dr. Irma Ardiana, MAPS, menyampaikan dalam laporannya, Berdasarkan pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2022, cakupan pendampingan keluarga berisiko stunting sudah mencapai target sebesar 42.7% (5.7 juta dari 13,4 juta keluarga berisiko) dari target 30% tahun 2022.

Baca juga: BKKBN Gelar Webinar, Sosialisasikan Hasil Capaian Indikator Kinerja Utama BKKBN 2022

Namun demikian masih terdapat dua indikator pendampingan yang perlu menjadi perhatian, antara lain cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang menerima pendampingan Kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan dan pendampingan ibu hamil berupa promosi dan konseling kesehatan selama kehamilan yang masih perlu ditingkatkan cakupannya.

Tim Pendamping Keluarga (TPK) merupakan sekelompok tenaga pendamping yang terdiri dari Bidan, Kader Tim Penggerak PKK dan Kader KB yang melaksanakan pendampingan kepada Calon Pengantin/Calon Pasangan Usia Subur, keluarga yang memiliki ibu hamil, ibu pascapersalinan, dan anak usia dibawah 5 tahun (balita) yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta surveilans untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.

Pada awal 2023, BKKBN secara marathon telah melakukan orientasi kepada TPK sebanyak 517.307 orang dari target 600.000 atau 86.2%, dengan materi orientasi meliputi 1000 HPK, Mekanisme kerja TPK, Penggunaan Elsimil, Peran Kampung KB dan Komunikasi Antar Pribadi (KAP). *

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Global Review