GlobalReview-Jakarta-Mahasiswa Program Doktor Ekonomi Angkatan 46 Universitas Borobudur (UNBOR) menyelenggarakan Bedah buku “Era Baru Birokrasi”. Acara yang dikemas dengan konsep webinar nasional ini menghadirkan 2 (dua) orang pembedah sekaligus penulis buku yaitu Prof. Prijono Tjiptoherijanto dan Pandu Wibowo, S.Sos.,M.E.
Baca Juga : Teras Lakon Akan Jadi Icon Baru Summarecon Serpong
Selain diikuti masyarakat umum dan mahasiswa, bedah buku ini juga menghadirkan para ekonom dan pegiat birokrasi dalam satu frame virtual. Ada juga 5 (lima) pembahas yang hadir yaitu Prof. Dr.H. Faisal Santiago, S.H., M.M, Dr. Machfud Sidik, M.Sc., Sisdjiatmo K. Widhaningrat, S.E., M.Sc., Dr. Ir. Nugroho Agung Wijoyo, M.A. dan Dr. Ir. Djoko Udjianto, M.M. Acara ini dipandu langsung oleh Ketua Program Doktor Ekonomi, Prof. Heru Subiyantoro., SE., MSc., Ph.D.
Ketua Panitia penyelenggara menyampaikan bahwa webinar ini diharapkan dapat memberikan pengayaan wawasan, gagasan dan pemahaman yang lebih baik, serta perbaikan birokrasi dalam manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) serta memperkaya kerangka pikir yang lebih efektif untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Baca Juga : Waspada…5 Bahan Kimia Beracun Ada di Rumah
Mengawali penjelasan, sebagai penulis Prof. Prijono menyampaikan tujuh prinsip kehidupan publik serta Good Governance dalam beberapa perpektif. Prof Prijono juga menyatakan tantangan dalam birokrasi adalah pemberantasan korupsi serta penegakan hukum.
Sementara itu, Pandu Wibowo memberikan penjelasan bahwa Buku yang diterbitkan Penerbit Kosakatakita dengan 160 halaman bercerita banyak aspek yang terkait birokrasi seperti tantangan birokrasi di Indonesia, meritokrasi, revolusi industri 4.0, generasi milenial, teknologi digital, perubahan di masa pandemi, dan pentingnya kinerja birokrasi untuk meningkatkan kesejahteraan. Selain itu juga terkait peningkatan mutu SDM, distribusi ASN, radikalisme, transaksi jabatan, serta masuknya ASN generasi milenial yang sudah sangat mampu beradaptasi dengan teknologi.
Baca Juga : Menko PMK Dampingi Presiden Cek Pengungsi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Dr. Machfud memberikan apresiasi yang luarbiasa terhadap materi buku, topik yang dipilih memiliki banyak sisi yang bisa dibahas, serta menyampaikan informasi masih adanya tumpang tindih aturan ASN, kurangnya kompetensi, kurangnya distribusi, bahkan di negara maju pun permasalahan birokrasi masih terjadi.
Sisdjiatmo membahas bagaimana market failure bisa berdampak kepada kebijakan pemerintah, dan juga bagaimana birokrasi berdampak pada kondisi ekonomi baik mikro maupun makro. Dr. Nugroho menyampaikan bahwa birokrasi harus lincah, diperlukan leadership yang kuat, akuntabel, responsible dan profesional. Dr. Djoko menyampaikan perlunya reformasi birokrasi dan efisiensi APBN (quality of spending).
Baca Juga : Bank Mega Tambah Jajaran Komisaris, Antisipasi Perkembangan TI
Diskusi berlangsung cukup produktif, utamanya dari kalangan pemerhati birokrasi di Indonesia yang mempertanyakan cara memperbaiki birokrasi untuk mendukung pembangunan Indonesia menuju kemajuan. Selain pertanyaan juga tertuju bagaimana kepentingan politik dapat dibatasi agar tercapai birokrasi yang baik untuk mencapai good governance. Ada juga pertanyaan terkait dengan bagaimana menerapkan integritas dalam lingkungan Aparatur Sipil Negara. Jawaban untuk semua pertanyaan itu adalah memaksimalkan sistem dan teknologi untuk memperbaiki birokrasi yang telah ada.
Direktur Pascasarjana Universitas Borobudur, Prof. Dr.H. Faisal Santiago, S.H., M.M dalam penjelasannya sekaligus menutup acara webinar nasinal memberikan apresiasi yang tinggi dan menyampaikan bahwa buku ini merupakan salah satu bentuk laporan hasil olah pikir dari Prof. Prijono beserta kolega yang sangat menarik.*